TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog: Sudah Saatnya Indonesia Lockdown

Indonesia bisa memburuk sampai akhir Agustus

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyarankan pemerintah melakukan lockdown sebagai opsi yang paling tepat untuk mengatasi kasus COVID-19 yang tengah meroket di Indonesia.

"Sudah saatnya untuk pembatasan ketat. Lockdown opsi yang ideal untuk mengatasi lonjakan kasus besar, meski PPKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diterapkan tetapi kasus tetap tinggi," ujar Dicky saat dihubungi IDN Times, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga: Wakil Ketua Komisi IX DPR dari PDIP Dorong Jokowi Lockdown Pulau Jawa

1. Indonesia akan memburuk sampai akhir Agustus

Tenaga kesehatan membantu seorang pasien COVID-19 usai pelaksanaan shalat Idul Fitri di halaman Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/5/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim

Dicky memprediksi, jika melihat kondisi saat ini situasi Indonesia akan memburuk sampai akhir Agustus, dengan puncak kasus mencapai 400 ribu per hari.

"Yang sebelumnya pernah prediksikan akhir Juli, namun melihat situasi dan kondisi saat ini, nampaknya akan jadi panjang ya. Skenario terburuk sampai akhir Agustus bisa diprediksi sampai 400 ribuan sehari," ujar Dicky.

2. Masa kritis sampai Juli jika testing diperkuat

Petugas keamanan dibantu personel TNI memeriksa warga yang akan masuk di salah satu kompleks perumahan yang melakukan karantina wilayah di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara.

Dicky menambahkan, jumlah kasus 400 ribu per hari bisa terjadi jika ada laporannya dan 3T (testing, tracing, treatment) yang maksimal.

"Kita akan temukan laporanya kalau testingnya banyak, kalau tidak konsekuensinya rumah-rumah ini, nanti akan saya sampaikan prediksi angka kematiannya," imbuh dia.

Dicky mengungkapkan, ada dua skenario yang dihadapi. Pertama, Indonesia akan mengalami situasi kritis panjang sampai pertengahan akhir Agustus dan kemudian berangsur melandai.

"Namun, bila bisa merespons dengan penguatan testing, maka masa kritis akan berakhir pada Juli," imbuhnya.

3. Pemerintah memilih terapkan PPKM mikro

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Merdeka pada Senin (19/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan pernyataan atas desakan masyarakat yang meminta agar pemerintah menerapkan lockdown. Dalam keterangannya, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah masih memilih untuk menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro ketimbang lockdown.

"Pemerintah telah memutuskan PPKM mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan COVID-19, hingga ke tingkat desa atau akar masalah yaitu komunitas," kata Jokowi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/6/2021)

Baca Juga: Kasus COVID-19 Pecah Rekor Terus, Pemerintah Didesak Berani Lockdown!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya