TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog UGM Sayangkan Masyarakat Anggap Enteng Gejala COVID-19 

Pengetatan masker sudah tepat

Ilustrasi. Pekerja memasang imbauan menggunakan masker di Syech Yusuf, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (7/4/2020). (ANTARA FOTO/Jojon)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, menilai keputusan yang diambil oleh pemerintah sudah tepat untuk kembali melakukan pengetatan pemakaian masker. Terlebih melihat lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

“Dengan adanya tren sedikit peningkatan kasus saat ini, saya rasa sudah tepat imbauannya untuk tetap menggunakan masker terutama di dalam ruangan,” ucapnya dalam siaran tertulis, Minggu (17/7/2022)

Dia juga menilai bahwa masyarakat sudah menganggap enteng gejala dan kasus COVID-19.

Baca Juga: Konser Kangen Band di Balikpapan Ditunda karena Lonjakan Covid-19

1. Faktor-faktor kasus COVID-19 naik

Ilustrasi tenaga kesehatan merawat pasien COVID-19 di rumah sakit. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Bayu menjelaskan, penggunaan masker sangat krusial saat berada di keramaian dalam ruangan, seperti sekolah, kantor tempat ibadah, maupun transportasi publik. Sebab, pada lokasi-lokasi tersebut berisiko tinggi terjadinya penularan apabila terdapat orang yang terinfeksi COVID-19 di lokasi yang sama.

Bayu menyebutkan, faktor utama kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini karena mobilitas masyarakat yang cukup tinggi. Namun, di sisi lain, kebiasaan penggunaan masker menurun, terutama di dalam ruangan termasuk transportasi publik dan tempat ibadah.

“Selain itu juga ditunjang dengan adanya beberapa masyarakat yang menganggap enteng gejala COVID-19 dan terkait juga dengan angka vaksinasi yang cenderung melambat bahkan untuk dosis lengkap,” jelas dia.

2. Booster mencegah keparahan karena vaksin

Vaksin booster mulai disuntikkan kepada warga (IDN Times/Herka Yanis)

Dia menegakan, peningkatan angka vaksinasi dosis lengkap dan booster saat ini sangat penting. Sebab, infeksi COVID-19 tidak bisa dicegah dengan sempurna, namun tetap bisa mencegah keparahan yang ditimbulkan dengan vaksin.

“Karena mencegah infeksi tidak bisa dengan vaksin saja tapi harus dengan 3M terutama masker. Vaksin lebih ke menurunkan risiko keparahan, sehingga harapannya kalaupun lalai dengan masker dan terinfeksi COVID-19, maka tidak sampai parah,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo Sebut Dokter dan Perawat Bebaskan Indonesia dari Pandemik 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya