Hebat! Cuma 3 Bulan Peneliti RI sudah Lahirkan 61 Alat dan Obat Corona
Jika dana riset ditambah, maka Indonesia tidak perlu impor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan para peneliti Indonesia sudah melahirkan 61 inovasi alat dan obat pencegahan COVID-19 dalam waktu tiga bulan.
"Yang menarik, peneliti di Indonesia dalam keadaan kepepet ide-ide, terobosan keluar, pokoknya macam-macam, nasionalisme bangkit itu dalam kepepet, persoalannya apa harus dipepet terus biar keluar ide-ide," ujar Ali Ghufron dalam Dialog Nasionalisme di Tengah Tantangan Pandemi COVID-19 dalam Menyongsong Indonesia Emas di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Baca Juga: Kalung AntiCOVID-19 Diragukan, DPR: Kementan Harus Tunjukkan Riset
1. Dana keseluruhan untuk riset Rp60 miliar
Dia mengungkapkan, saat ini dana keseluruhan untuk riset sebesar Rp60 miliar. Dari anggaran tersebut, Lembaga Eijkman mendapat jatah Rp5,3 milliar untuk membuat vaksin merah putih yang akan diproduksi 2021.
"Mohon maaf dana kami keseluruhan Rp60 miliar itu pun sulit dapatnya setengah mati, itu sudah lebih dari 61 inovasi termasuk pemeriksaan test kit, PCR, robot dokter dan lain-lain, kalau Rp10 triliun dianggarkan untuk penelitian, kami janji alat dan obat terkait COVID tidak perlu impor," paparnya.
Baca Juga: Kemenristek Siapkan Rp8,1 M untuk Danai 24 Riset Penanganan COVID-19