IDI Tanggapi Prabowo: Produksi Dokter Berlebihan Bisa Timbul Konflik
Masalah utama adalah distribusi dokter yang tidak merata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi, mengatakan masalah utama di Indonesia adalah distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.
Pernyataan tersebut disampaikan Adib menanggapi gagasan calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto, yang menyatakan Indonesia membutuhkan ratusan ribu dokter di Indonesia, dan akan menambah 300 fakultas kedokteran dari 92 fakultas kedokteran saat ini.
Adib membeberkan berdasarkan data dari Konsil Kedokteran dari total 226.190 dokter yang ada di Indonesia, sebanyak 160 ribu di antaranya terkonsentrasi di satu wilayah.
"Permasalahan utama kita itu, apakah mereka (sudah tersebar ke wilayah yang sama? Ini bisa dilihat data di Konsil Kedokteran, 160 ribu masih berada di wilayah waktu Indonesia barat (WIB) dari total 226," kata Adib dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Senin (5/2/2024).
Baca Juga: IDI: Tak Ada Perwakilan Profesi Dokter dalam Debat Capres
1. Indonesia butuh 60 ribu dokter lagi
Adib mengatakan, jumlah penduduk Indonesia saat ini ada sekitar 275 juta, jika dihitung berdasarkan estimasi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dokter melayani 1.000 orang, maka Indonesia butuh 275 ribu dokter.
Saat ini dokter yang sudah terdaftar di konsol kecokteran, dokter umum ada 173.247, dokter spesialis ada 52.843, sehingga total dokter di Indonesia ada 226.190.
Editor’s picks
"Bila produksi dokter umum per tahun ada 12 ribu dari 107 fakultas kedokteran (FK) yang ada di Indonesia, dengan asumsi jumlah mahasiswa per fakultas kedokteran ada 50 sampai 100 mahasiswa, kalau 275 ribu yang dibutuhkan, maka saat ini tambahan yang kita butuhkan sekitar 60 ribu, dan dalam lima tahun lagi, kita pasti bisa memenuhi kebutuhan tersebut," katanya.