TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang PTM, IDAI Minta Anak Sekolah Tak Liburan ke Tempat Berkerumun

Jangan bawa anak ke kerumunan saat liburan

Ilustrasi PTM (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, IDN Times - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah kemunculan sub varian baru COVID-19.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang jauh lebih mudah menular dibanding varian awalnya, pada anak di Indonesia.

"Subvarian baru ini potensial menyebabkan gelombang kasus berikutnya," ujarnya melalui siaran tertulis yang diterima IDN Times, Jumat (8/7/2022).

1. Kasus COVID-19 bayi dan anak meningkat

Ilustrasi bayi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Piprim mengatakan, data terkini menunjukkan adanya peningkatan kasus COVID-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan.

"Selain itu juga ada peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan potensi kasus long COVID-19 pada anak di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Data Lengkap Sebaran Kasus COVID-19 di RI per Kamis 7 Juli 2022

2. Kesadaran patuh prokes menurun

Ilustrasi Bianglala Dufan (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Piprim juga menyoroti dengan musim liburan panjang ini, kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan yang mengalami penurunan.

Padahal anak memiliki risiko yang sama dengan dewasa untuk terinfeksi COVID-19, bahkan berpotensi mengalami komplikasi MIS-C dan Long COVID-19, sehingga pencegahan adalah yang utama.

"Kami juga mengimbau orangtua untuk tidak membawa anak ke tempat keramaian di masa liburan sekolah, serta mengajarkan anak supaya cakap dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," imbaunya.

Baca Juga: Satgas COVID-19: Naiknya Kasus Positif COVID-19 Harus Diwaspadai

3. Prokes terbukti efektif cegah penyakit infeksi

ilustrasi anak memakai masker (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Ketua Satgas COVID-19 IDAI, Yogi Prawira, menegaskan kesehatan terbukti efektif mencegah berbagai penyakit infeksi, termasuk COVID-19, sehingga kebiasaan baik yang terbentuk selama masa pandemik harus dipertahankan.

"Bahkan semakin ditingkatkan pada situasi adanya kenaikan kasus,” kata Yogi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya