TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pandemick Talk: BPOM Lambat Respons Kasus Gagal Ginjal Akut

Kasus gagal ginjal muncul kembali di DKI Jakarta

Ilustrasi warga tengah menjaga pasien anak yang menderita gagal ginjal akut (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jakarta, IDN Times - Platform Pandemic Talk menilai munculnya dua kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA),l yang menyerang dua anak di DKI Jakarta, membuat tingkat kepercayaan publik terhadap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menurun.

"Respon yang kurang cepat (lambat) akan membuat ketidakpercayaan publik pada BPOM, sayangnya yang bisa membuat keputusan BPOM sementara untuk surveilans dari Dinas Kesehatan DKI sudah oke, ibarat bolanya sudah di-up, tinggal ditangkap saja sama BPOM," ujar salah satu inisiator Pandemic Talks, Firdza Radiany, saat berkunjung ke kantor IDN Media, Senin (6/2/2023).

Baca Juga: Muncul Lagi Kasus Gagal Ginjal, DPRD Minta Dinkes DKI Tinjau Obat

1. BPOM harus respons cepat temuan dua kasus GGPA

Inisiator Pandemic Talks Firdza Radiany/IDN Times Dini Suciatiningrum

Firdza berharap BPOM bisa bergerak cepat dan mengusut sampai akar agar tidak muncul kembali kasus gagal ginjal, apalagi obat sirop yang diminum pasien gagal ginjal yakni Praxion sempat dinyatakan aman oleh BPOM.

"Responsya harus cepat karena para orang tua pada panik terlebih informasi yang sudah menyebar di WA, bukan dari lembaga resmi yang handle ini. Banyak orang tua yang mempertanyakan fungsi BPOM," imbuhnya.

Baca Juga: Anggota DPR Tagih Tanggung Jawab BPOM soal Kasus Gagal Ginjal Akut

2. Dua kasus GGPA muncul di DKI Jakarta

Nomor layanan yang bisa diakses untuk informasi gagal ginjal akut di setiap puskesmas di DKI Jakarta. (Dok. Istimewa)

Diketahui, Kementerian Kesehatan mendapatkan laporan dua kasus baru GGAPA dari Dinkes DKI Jakarta pada Januari 2023. Satu pasien di antaranya meninggal dunia.

Kasus gagal ginjal tersebut kembali muncul setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember tahun lalu.

“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya