Begini Trik Brand Lokal Indonesia Kurangi Limbah Industri Fashion
Industri fashion menyumbang polusi terbanyak di dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tak dapat dipungkiri, industri fashion menyumbang polusi paling banyak di dunia. Salah satu upaya menguranginya adalah dengan meningkatkan kesadaran para pelaku bisnis fashion untuk tidak melahirkan masalah baru seperti limbah pakaian.
Fashion brand harus bisa menjadi penggerak untuk mengurangi limbah fashion, salah satunya adalah dengan mengupayakan proses produksi yang minim sampah dan mengubah sampah produksi menjadi produk baru yang bernilai.
“Cara paling mudah mengurangi limbah fashion adalah dengan upcycling. Upcycle itu proses modifikasi barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih berguna atau nilainya bertambah dan sering kali bersifat lebih bagus daripada awalnya,” ujar founder local brand Empathy, Anastasia Winanti kepada IDN Times di Jakarta, Minggu (22/9).
Baca Juga: Minimalisir Limbah Fashion Bersama Rentique, Yuk Coba Mulai Sekarang!
1. Memodifikasi bahan tak terpakai dengan perca agar tak jadi limbah
Untuk upcycle, Empathy mengakomodir barang-barang dari online shop lain yang tidak terjual atau biasa dikenal dengan deadstock untuk kemudian dimodifikasi dengan perca yang ada sehingga memiliki nilai estetika tambahan.
“Untuk sekarang baru menerima deadstock yang berbahan denim, kenapa denim karena denim bahannya tahan lama dan cocok dimodifikasi dengan perca kami,” ujar Anas.
Anas juga menambahkan, saat ini Empathy juga sedang melakukan pengembangan pengolahan perca katun dengan cara diselipkan di kain tenun.
“Kami lagi develope untuk mengolah limbah perca katun untuk diselipkan dalam kain tenun. Kenapa hanya katun, karena sifat kain katun itu sendiri yang mudah diolah dengan alat tenun bukan mesin, dibandingkan jenis kain lain,” tuturnya.
Baca Juga: Memprihatinkan, Limbah Pabrik Penyumbang Terbanyak Pencemaran Sungai