TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Impian Wujudkan Papua Melek Internet, Biak Baru Miliki 38 BTS

Hanya dua provider telekomunikasi yang bisa digunakan

(Pemeriksaan menara BTS) ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Biak, IDN Times - Hasil survei Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) mencatat penetrasi pengguna internet di Maluku dan Papua hanya sekitar 2,49 persen. Jumlah ini menempati urutan paling buncit, sementara Pulau Jawa masih menempati urutan tertinggi dengan penetrasi pengguna internet sebesar 58,08 persen. 

Fakta bahwa lebih dari setengah orang Indonesia sudah melek internet seperti tak berlaku di Papua. Pemerintah pusat masih harus terus berupaya agar pembangunan base transceiver station (BTS) terus dilakukan untuk mendukung jaringan internet berkecepatan tinggi. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor Markus Oktovianus Mansnembra mengatakan, hingga saat ini baru 38 BTS yang dibangun di daerahnya.  

Apa kendala Pemda Biak dalam mewujudkan jaringan komunikasi dan internet yang baik untuk masyarakatnya? 

1. Provider terbatas

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Susah sinyal, salah satu tantangan yang masih dihadapi Papua. Tak terkecuali di Kabupaten Biak Numfor.  

Markus mengatakan saat ini sudah ada 38 tower BTS yang dibangun di Biak. Namun, baru ada dua provider yang bisa digunakan. 

"38 BTS itu sudah hampir mencakup seluruh wilayah Biak. Kita di sini dari Kominfo itu BTS paling banyak adalah Telkomsel. Indosat di sini tidak terlalu bagus jaringannya. Rata-rata masyarakat pakai Telkomsel," ungkap Markus kepada IDN Times saat ditemui usai acara peresmian Samsung Smart Learning Class (SSLC) di SD YPK Waupnor, Kota Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua, pada Kamis (4/10) lalu. . 

Selain Telkomsel, provider XL menjadi pilihan kedua. Sebab, kata Markus, jaringan XL terbatas, hanya bisa digunakan di kota saja. 

Baca Juga: PLN Targetkan 1.200 Desa di Papua Teraliri Listrik Tahun Ini

2. Terkendala pembebasan lahan dan lokasi pembangunan tower BTS

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Markus mengatakan, Pemda Biak sudah cukup intens mendorong pemerintah pusat untuk mengatasi masalah kecepatan internet di daerahnya. Sayangnya, masalah pembangunan BTS seringkali terkendala dengan masalah lahan atau lokasi tower. 

Namun, ia melanjutkan, beberapa waktu belakangan partisipasi masyarakat untuk pembebasan lahan mulai meningkat. 

"Partisipasi masyarakat cukup tinggi, walaupun ada permintaan-permintaan dari masyarakat tapi itu hanya satu dua. Tapi ada partisipasi dari masyarakat untuk membebaskan lahan untuk membangun BTS. Anggaran pembebasan lahannya dari pemda karena itu kewajiban kita, tapi untuk BTS-nya sendiri kan dari pemerintah," katanya. 

Baca Juga: Harga BBM di Papua Bakal Anjlok Drastis, Ini Penyebabnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya