TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Koordinator Aksi Ormas di Asrama Papua Minta Maaf Soal Ucapan Rasis

Kapolda Jatim memanggil OKP dan ormas di Surabaya

IDN Times/Vanny El Rahman

Jakarta, IDN Times - Isu rasial masih kencang berembus pasca-insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu. Persoalan ini lantas memicu aksi-aksi massa di sejumlah wilayah Papua Barat dan Papua.

Terkait insiden yang menyakiti hati masyarakat Papua, Koordinator lapangan aksi organisasi masyarakat (ormas) Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Tri Susanti, meminta maaf mengenai adanya oknum yang meneriakkan kalimat rasial.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," ujar dia di Mapolda Jatim, seperti dikutip dari Antara, Selasa (20/8).

Baca Juga: Jokowi Segera Dialog dengan Masyarakat Papua

1. Berangkat ke asrama mahasiswa Papua dengan alasan membela bendera merah putih

ANTARA News/Istimewa

Susi--begitu dia biasa disapa-- mengaku dia dan ormas lain mendatangi asrama mahasiswa Papua hanya untuk memberla bendera merah putih yang isunya dirusak hingga dibuang.

"Kami hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak memasang. Jadi, ini bukan agenda yang pertama kali," ujarnya.

2. Bantah lakukan pengusiran

ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Susi menampik pihaknya dianggap melakukan pengusiran terhadap mahasiswa Papua dalam insiden tersebut.

"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," klaimnya.

Susi dan ormas lainnya di Surabaya berharap keadaan Papua bisa kembali kondusif dan tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah kejadian ini.

Baca Juga: Kapolda Jamin Keamanan Mahasiswa Papua, Tidak Perlu Terprovokasi  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya