TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Twitter Dibanjiri Puisi-puisi Sang Maestro Sapardi Djoko Damono

Bukti bahwa millennial juga mengenal karya-karya Sapardi

instagram.com/damonosapardi

Jakarta, IDN Times - Sapardi Djoko Damono wafat di usia 80 tahun, Minggu (19/7/2020) pagi. Penyair senior yang telah melahirkan banyak karya ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit bilangan BSD, Tangerang Selatan, sekitar pukul 09.17 WIB.

Di tahun 1970-an, nama Sapardi dikenal dengan karya-karya puisi dan cerpennya. Sebut saja puisi Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Yang Fana Adalah Waktu dan Pada Suatu Hari Nanti.

Meski tak lahir di era millennial, bukan berarti karya-karya Sapardi tak dikenal. Pagi ini linimasa Twitter dipenuhi dengan puisi-puisi hebatnya. Bahkan tagar Pak Sapardi berada di puncak trending Twitter.

Ini membuktikan karya-karya Sapardi Djoko Damono abadi.

Berikut kicauan para warganet mengenang sang maestro Indonesia.

Baca Juga: [BREAKING] Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

1. Fiersa Besari berduka dengan mengutip puisi 'Pada Suatu Hari Nanti'

Penulis dan musisi Fiersa Besari mencurahkan kesedihannya akan kepergian Sapardi Djoko Damono. Pada cuitannya, dia memuat salah satu puisi terkenal milik Sapardi yang berjudul 'Pada Suatu Hari Nanti'.
 
"Selamat jalan, Eyang Sapardi Djoko Damono. Jasamu abadi, seiring karya sastramu yang meninggalkan pengaruh besar untuk generasi setelahmu. Patah hati terdalam dari kami," cuit Fiersa melalui akun Twitternya @FiersaBesari.

 

2. Warganet mengutip puisi-puisi milik Sapardi Djoko Damono

Followers Fiersa lantas tak mau ketinggalan. Mereka membalas cuitan pelantun lagu April itu dengan puisi-puisi karya almarhum.

"Hujan bulan juni akan menjadi bukti abadi dari puisi eyang sapardi Menjadi abu karena kayu terlalap api Meski kini jasadmu tak adalagi Namun sajakmu akan tetap terkenang dalam hati Menjadi kenangan yang akan terus abadi Selamat jalan pak sapardi :'(," cuit akun @Rissaa74584713.

"Jasadmu memang tak abadi tapi karyamu akan abadi eyang. Salam dari bait bait puisimu dalam buku "sutradara itu menghapus dialog kita"," cuit @dindinaKS.  

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. - Sapardi Djoko Damono Selamat jalan eyang," cuit akun @ignatiuswisnu01.

Baca Juga: Sapardi: Pada Suatu Hari Nanti, Jasadku Tak akan Ada Lagi 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya