TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantu Usaha Mikro Terdampak Pandemik, ACT Inisiasi Program Sahabat UMI

Sahabat UMI bisa terealisasi karena fakta di lapangan

IDN Times/ACT

Jakarta, IDN Times - Saat ini, tak sedikit warga Jakarta yang harus mengalami kelumpuhan ekonomi akibat pandemik COVID-19. Oleh sebab itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (Sahabat UMI) untuk menumbuhkembangkan usaha mikro dengan dana sedekah dari para donatur.

Sahabat UMI merupakan sedekah modal kerja yang dikhususkan bagi perempuan pemilik usaha rumahan atau pedagang keliling yang terdampak pandemik COVID-19. Program Sahabat UMI bisa terealisasi karena dilandaskan beberapa fakta yang terjadi di lapangan, seperti terlilit utang, kehilangan modal, sampai harus gulung tikar.

1. Sahabat UMI punya beberapa kriteria agar pelaku usaha bisa dibantu

IDN Times/ACT

Sementara itu, program Sahabat UMI memiliki beberapa kriteria agar para pelaku usaha yang terdampak pandemik bisa dibantu, di antaranya penggerak usahanya ialah perempuan dari keluarga prasejahtera dengan skala rumahan atau pedagang keliling, modal usaha di bawah Rp1 juta, produk siap jual (bukan dropshipper atau barang ada jika ada pesanan). 

Selain itu, tidak mensyaratkan agunan fisik atau hal lainnya, wajib memiliki usaha dan pengalaman berjualan sebelumnya, tidak dalam proses atau pengajuan modal usaha dari lembaga lainnya, dan tidak menggunakan dana tambahan modal untuk kebutuhan pribadi. 

2. Terpaksa pinjam modal kepada rentenir demi bantu beban ekonomi keluarga

Ilustrasi uang (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu pelaku usaha yang terdampak pandemik COVID-19 ialah Siti Munasiroh (48). Penjual nasi uduk dan donat di pinggir rel kereta api di wilayah Jakarta tersebut terpaksa meminjam modal kepada rentenir demi membantu beban ekonomi keluarga. Penghasilan suami sebagai sopir angkot pun tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah ketiga anaknya.

Selama berjualan, Siti mengandalkan pesanan dari orang-orang yang berjualan di Pasar Pagi. Kebutuhan sehari-hari ia tutupi dengan meminjam uang ke bank keliling. Selain itu, Siti juga mengaku terjerat utang bank keliling. Kini, lapak Siti Munasiroh pun harus tutup lantaran pembeli yang semakin berkurang. 

“Punya utang di mana-mana. Sekarang enggak bisa jualan juga, (pembeli) berkurang karena (virus) corona. Saya maunya lepas dari utang, saya tahu ini enggak boleh, tetapi bagaimana?” tutur Siti dengan nada lirih. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya