BPPSDMP Ajak UPT Pendidikan Gelar Penelitian Inovasi dan Teknologi Pangan
Kementan berkomitmen dalam gerakan diversifikasi pangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPPSDMP terus berkomitmen bersama dalam gerakan diversifikasi pangan dan mendorong para pemangku kepentingan termasuk UPT Pendidikan (Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa) di bawah BPPSDMP melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan demi keanekaragaman pangan sehat dan bergizi. Penelitian yang dilakukan Dosen Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa tersebut turut menjalankan salah satu fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Berkenaan dengan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pernah menyampaikan bahwa negara Indonesia merupakan negara pertanian. Pertanian adalah solusi dari kehidupan dan sumber kehidupan karena menurutnya sepanjang mau berkeringat dan turun tangan pada sektor pertanian merupakan solusi. Untuk diketahui, dalam pembangunan pertanian ada dua hal yang tidak bisa ditinggalkan di setiap periodenya. Pertama, berbicara tentang kewajiban mewujudkan kedaulatan pangan. Kedua, kedaulatan pangan tidak bermakna apa-apa kalau pelakunya tidak sejahtera.
1. Kunci pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian
Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi juga mengatakan bahwa kunci dari pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian pelaku utama dan pelaku usaha. Selain itu, pemangku kepentingan (stakeholder) pertanian lainnya juga memiliki peran. Menurut Dedi, SDM pertanian andal dan berkualitas merupakan ujung tombak kedaulatan pangan. Semua lini pelaku pertanian harus bahu-membahu. Demikian juga dengan dosen sebagai mesin pencetak SDM pertanian.
“Indonesia adalah negara pertanian, negara subur dengan karakter dapat melakukan penanaman sepanjang tahun. Upaya mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan nasional harus bertumpu pada sumber daya pangan lokal yang mengandung keragaman antardaerah dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan,” tutur Dedi.