TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Jack Ma Jadi Penasihat E-Commerce Malaysia, Bukan Indonesia

Yah....

twitter.com/NajibRazak

Dalam dua bulan terakhir, pemerintah Indonesia sedang gencar untuk mengejar pria terkaya di Asia versi Forbes, Jack Ma untuk menjadi penasihat. Ya, apalagi kalau bukan penasihat e-commerce atau perdagangan digital Indonesia. Setelah Presiden Joko Widodo/Jokowi mengunjungi kantor Alibaba September silam, Jack Ma nampaknya membuka kesempatan untuk menjadi bagian dari e-commerce Indonesia.

Namun, harapan tersebut seakan pupus setelah Jack dipastikan bergabung dengan negara tetangga, Malaysia. Dikutip dari Channelnewsasia.com, Perdana Menteri Najib Razak pada awal November silam telah mengumumkan bergabungnya Jack Ma sebagai penasihat ekonomi digital Malaysia. Hal ini dipastikan terjadi karena Jack Ma telah setuju atas tawaran Malaysia.

twitter.com/NajibRazak

Freemalaysiatoday.com memberitakan kalau Jack Ma beralasan bahwa perbincangannya dengan Perdana Menteri Najib sangat menarik, hal tersebutlah yang membuatnya langsung berkata setuju atas tawaran tersebut. Jack Ma akan mulai aktif pada 2017 dengan Digital Trade Zone yang merupakan bentuk kerjasama pemerintah Malaysia dan Alibaba.

Baca Juga: 17 Nasehat Bijak dari Jack Ma Untuk Kamu yang Sedang Menuju Kesuksesan

Bahkan, Sekretaris Jenderal Bidang Keuangan Malaysia, Mohd Irwan Serigar Abdullah menyebut kalau Jack Ma diprediksi menjadi dewan digital Malaysia. Posisi tersebutlah yang diprediksi tidak ditawarkan Indonesia sehingga Jack Ma lebih memilih Malaysia. Lalu bagaimana tanggapan pemerintah Indonesia?

Najib juga mengunjungi Tiongkok seperti Jokowi.

twitter.com/501Awani

Ternyata, bukan hanya Jokowi yang sempat mengunjungi Jack Ma. Ternyata Perdana Menteri Najib pun sempat berkunjung ke Tiongkok untuk berbicara dan menawarkan apa yang diinginkan pemerintah Indonesia. Setelah kunjungan tersebut, Jack Ma menghubungi Najib dan bercerita tentang keinginannya untuk menjadi bagian dari ekonomi digital Malaysia.

Baca Juga: Netizen: Kenapa dari Produk, Dana Sampai Orangnya Harus 'Made in China'?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya