Lembaga Internasional Sebut Indonesia 'Tak Layak Investasi', Pemerintah Marah!
Perekonomian Indonesia dianggap masih jelek...
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) pada laporan terbaru mereka, berdasarkan pantauan awal 2016, menempatkan Indonesia sebagai negara 'tak layak investasi'. S&P mempublikasikan laporan ini untuk mengisi kuartal satu dan dua perekonomian dunia sampai pembukaan kuartal tiga (Juni 2016).
Perekonomian Indonesia dianggap belum membaik.
Lembaga yang bermarkas di New York, AS ini menyoroti kinerja instrumen fiskal atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum begitu menunjukkan peningkatan, baik yang telah berjalan rutin maupun struktural.
Alhasil, S&P tidak memberikan status investment grade (layak investasi). S&P memberikan peringkat BB+ untuk surat utang jangka panjang dan B untuk utang jangka pendek. Kemudian, dalam hasil tersebut juga memberikan solusi bagi pemerintah untuk menurunkan defisit anggaran dan jumlah pinjaman agar kerangka APBN yang telah disusun dapat membaik. Status ini berlaku sampai kuartal tiga pada Juni mendatang.
Hasil tersebut juga ditambahkan dengan data terbaru yang dikeluarkan terkait jumlah hutang negara. Kementerian Keuangan mencatatkan, per Maret 2016, hutan Indonesia mendapat 3.263,52 triliun rupiah atau setara 27 persen total produk domestik bruto (PDB).
Baca Juga: Sedih atau Senang: Hutang Pemerintah Capai Rp 3.263,52 Triliun