TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Indonesia Belum Bisa Melestarikan Orangutan Seperti Tiongkok Melestarikan Panda?

Padahal kita punya lahan dan tenaga kerja yang sama besarnya

orangutan.org

Jumlah orangutan di Indonesia semakin menyusut dari tahun ke tahun. Seperti dikutip dari Liputan6, setiap tahunnya, orangutan berkurang 20 persen. Penurunan tersebut terjadi sejak 10 tahun terakhir. Menurut data dari Orangutan Information Center, 90 persen dari populasi berada di pulau Kalimantan. Sementara, sisanya ada di Sumatera.

Berkurangnya jumlah ini tentu menjadi masalah tersendiri. Orangutan termasuk satwa yang dilindungi oleh negeri. Bahkan, World Wildlife Fund (WWF) pun ikut dalam kampanye pelestarian orangutan. Akan tetapi, justru masyarakat sendiri sering melakukan tindakan ceroboh yang merusak lingkungan dan berujung pada menurunkan populasi orangutan.

Apakah hanya masalah di lingkungan yang dirusak? Bagaimana dengan ketersediaan makanan dan cara melestarikan yang tepat untuk menambah, atau paling tidak mencegah kepunahan orangutan?

Baca Juga: Dari Badak Hingga Harimau Langka Hampir Punah, Masih Teledorkah Pemerintah?

Berkaca pada langkah pemerintah Tiongkok untuk merawat panda.

Getty Images via bbc.com

Selain orangutan, salah satu satwa yang juga dilindungi adalah panda. Tiongkok sendiri dikenal sebagai negara dengan habitat panda terbesar. Pemerintah Tiongkok sendiri terus berjuang untk merawat dan menambah jumlah panda. Program perawatan terhadap panda ini dilakukan sejak 2015. Pemerintah, seperti dikutip dari BBC, memusatkan pendanaan besar pada pengembangan habitat.

Mereka menumbuhkan banyak hutan bambu yang tentunya makanan kesukaan sang panda itu sendiri. Data yang dikumpulkan panda memerlukan konsumsi 12 sampai 38 kg bambu per harinya. Makanan tersebutlah yang menjadi asupan energi mereka. Itu yang ditekankan oleh pemerintah. Menurut mereka, makanan yang banyak bisa meningkatkan kondisi sang panda.

nathab.com

Dari situlah, panda bisa bereproduksi untuk menambah jumlah mereka sendiri. Sejak 2015, angka jumlah panda terus meningkat. Langkah berikutnya adalah membuat taman nasional khusus untuk memngembangbiakkan panda. Sebelumnya, memang masing-masing kebun binatang di Tiongkok dijadikan lokasi perawatan dan kembang biak.

Namun, akibat dari proses reproduksi yang berlangsung satu tahun sekali, pemerintah Tiongkok akan membuat taman nasional untuk menampung para panda. Hal tersebut juga untuk mempercepat proses penambahan serta perawatan panda di Tiongkok. Seperti yang diketahui juga setiap lokasi pengembangan, terdapat pengurus khusus yang dibentuk. Mulai dari pengurus panda dewasa sampai bayinya.

Taman nasional tersebut akan hadir di empat provinsi sekaligus. Yakni Beijing, Sichuan, Gansu dan Shaanxi. Dari empat, tiga di antaranya mengajukan proposal untuk kerja sama terlebih dahulu. Taman nasional yang dibangun bukan yang biasa, tapi sangat besar untuk membentang dari Sichuan sampai Shaanxi.

Kecintaan masyarakat Tiongkok pada panda.

oneworld365.org

Bukan hanya pemerintah yang memberikan perhatian, tapi masyarakat Tiongkok sendiri. Apa jadinya ketika kamu melihat seekor bayi panda seperti yang ada di bawah ini.

Getty Images via bbc.com

Lucu ya? Sangat menggemaskan. Tidak heran panda sejak kecil sampai dewasa sudah jadi bagian dari apa yang disukai oleh masyarakat Tiongkok. Bahkan, panda disebut sebagai hewan yang tiada duanya karena bentuk yang unik. Gempal, berwarna belang hitam dan putih kemudian memiliki lingkaran hitam di matanya.

Rasa cinta dan sayang itulah yang ditunjukkan oleh masyarakat sehingga mereka mau jadi bagian dari pelestarian panda. Bagaimana masyarakat mau menjadi relawan untuk mengasuh para panda di kebun binatang. Nah, apakah cara merawat itu dan kecintaan serta kepedulian tersebut bisa dipraktikkan oleh orang Indonesia?

Baca Juga: Masihkah Kamu Diam Dengan Ulah Mereka yang Mengancam Keselamatan Mereka?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya