TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebut MRT Mirip Jangkrik, Ternyata Ini yang Diinginkan Soni Sumarsono

Soni bantah ingin ganti desain

Reno Esnir/ANTARA FOTO

DKI Jakarta memang gencar dalam pembangunan jalur serta moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT). Pembangunan yang bekerjasama dengan perusahaan asal Jepang, Nippon Sharyo LTD ini ternyata tidak sesuai selera Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono. Dilansir Tempo.co, Sumarsono bahkan menyebut bentuk MRT tersebut mirip jangkrik.

Soni, sapaannya, ingin melakukan perubahan sementara agar lebih aerodinamis. Soni juga ingin kereta MRT tersebut tampak lebih 'cantik'. Menanggapi hal tersebut, Direkur PT MRT Jakarta, Tuhiyat, kepada Kompas.com, mencoba jelaskan maksud pihaknya membuat bentuk 'jangkrik' ini.

Baca Juga: Gantikan Ahok Selama 3 Bulan, Ini Dia Rekam Jejak Plt Gubernur Soni Sumarsono!

MRT bukan antar kota, tapi perkotaan.

PT MRT Jakarta via kompas.com

Penampakan di atas adalah MRT 'jangkrik' dengan warna hijau, Tuhiyat menjelaskan kalau rancangan kereta yang ada sudah sesuai dengan fungsi kereta. Menurutnya, MRT digunakan sebagai layanan kereta perkotaan, berbeda dengan kereta antar kota.

Maka tidak heran bagian depan kereta begitu lurus. Tuhiyat beralasan kalau nantinya MRT akan mengalami banyak pemberhentian dan melalui rute yang berkelok-kelok. Nah, keinginan Soni, menurut Tuhiyat adalah bentuk kepala yang melengkung. Namun, hal tersebut adalah untuk kereta jarak jauh atau antar kota.

PT MRT Jakarta via kompas.com

Gambar di atas adalah penampakan aerodinamis permintaan Soni. Meski begitu, kereta jarak jauh itu tidak banyak berhenti dan melalui rute yang berkelok-kelok. Tidak heran, tampilannya melengkung. Kereta berkecepatan tinggi yang dimaksud Tuhiyat baru menggunakan bentuk kepala melengkung, seperti Shinkasen.

Soni membantah minta ganti desain.

Reno Esnir/ANTARA FOTO

PT MRT Jakarta pun akhirnya merilis biaya yang dibutuhkan jika Pemprov DKI Jakarta tettap ingin mengganti desain kepala kereta. Biaya mencapai Rp 64 miliar. Namun, kini, Soni sendiri membantah dan mengoreksi perkataannya.

Bukan kami lakukan redesign, bukan, melainkan adalah mukanya ada dua pilihan, kami bikin (minta) yang aerodinamis. Bukan me-redesign ya, tetapi memilih dua

Soni menyebut kalau mengubah desain justru membuat pengerjaan MRT lebih lama. Padahal dirinya ingin tepat MRT bisa digunakan 2019 mendatang. Soni tidak ingin melakukan desain ulang secara keseluruhan.

Baca Juga: Ubah Kebijakan Ahok di Jakarta, Plt Gubernur: Ganti Pemimpin kan Ganti Style

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya