Nutrisi Seimbang Kunci Cegah Stunting
Kejar bonus demografi di 2030
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Magelang, IDN Times -- Penurunan angka prevalensi stunting di bawah 14% masih menjadi target utama pemerintah untuk mengejar bonus demografi yang berkualitas di tahun 2030. Hal ini karena pada tahun tersebut sumber daya manusia Indonesia akan didominasi oleh usia produktif. Oleh karena hal ini pula, fokus perhatian untuk menjaga gizi dan nutrisi makanan juga menyasar pada generasi siap menikah yang dalam waktu singkat memiliki peluang untuk melahirkan generasi berikutnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta dalam Forum Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin Genbest: Jaga Gizi Sejak Dini, Cegah Stunting dengan Nutrisi, di Kabupaten Magelang, Kamis (9/6).
1. Bonus demografi perhatian penting
Dikatakan Wiryanta, bonus demografi menjadi perhatian penting mengingat jika angka prevalensi stunting berhasil diturunkan maka akan tercipta generasi produktif yang berkualitas. Saat ini komposisi ataupun struktur demografi Indonesia, sebagaimana sensus penduduk tahun 2020, terbesar ada pada generasi Z yang jumlahnya mencapai 27,9 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia, kemudian disusul dengan generasi milenial sebesar 25,8%. “Ini kekuatan yang luar biasa untuk mendukung cita-cita kita bersama menuju Indonesia emas. Masuk ke dalam jajaran negara dengan ekonomi empat besar,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, Widiono yang hadir sebagai narasumber dalam forum tersebut mengingatkan bahwa stunting penting untuk dicegah. Menurutnya paling tidak ada tiga dampak merugikan dari stunting. Pertama, anak dengan stunting akan lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Kedua, berkaitan dengan intelegensi anak, yaitu jumlah sel otak anak stunting lebih sedikit jika dibandingkan dengan anak tidak stunting.