TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Pertahanan Sipil: Sejarah Panjang Hansip hingga Menjadi Linmas

Berperan penting dalam keamanan dan ketertiban Indonesia

Ilustrasi pengamanan kotak suara (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Jakarta, IDN Times – Pertahanan Sipil atau yang selama ini dikenal dengan sebutan Hansip termasuk sebagai salah satu komponen penting negara untuk mencapai konsep pertahanan negara. Ternyata, keberadaan Hansip sudah dimulai sejak jaman kolonial Belanda dan berperan aktif dalam menghadapi serangan Jepang.

Di Indonesia sendiri, 19 April dinyatakan sebagai Hari Hansip. Dibentuk dari warga masyarakat dibekali pengetahuan serta keterampilan, hansir hadir untuk melaksanakan kegiatan demi keamanan negara.

Kegiatan tersebut antara lain penanganan bencana untuk memperkecil akibat, memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Untuk merayakan Hari Pertahanan Sipil, berikut ini beberapa fakta menarik seputar hansip di Indonesia:

Baca Juga: 21 April Hari Kartini: Sejarah dan Biografinya

1. Sejarah hansip, dibentuk Belanda hingga berubah nama

Kakek Asiman bersama rekannya saat menjadi Hansip/tentara Jepang (Dok.pribadi)

Dilansir dari laman bpblinmas.surabaya.go.id, hansip memiliki sejarah yang cukup panjang. Awal bediri hansip merupakan bentukan Belanda dengan nama Lucht Bescherming Dients (LBD).

Tujuan pembentukannya adalah untuk menjadi tim reaksi cepat menginformasikan dan melindungi masyarakat dari serangan udara.

Memiliki struktur pemerintahan pusat hingga daerah yang jelas, LBD di bawah naungan Belanda berfisat defensif dan reaksional. Hingga akhirnya selama masa kedudukan Jepang di Indonesia tepatnya tahun 1943, LBD diubah menjadi Pertahanan Sipil (Hansip) yang diarahkan untuk pertahanan negara.

Baca Juga: Mulai 'Bersiaga' Sejak Zaman Kolonial, Begini Sepak Terjang Hansip

2. Keberadaan hansip setelah Indonesia merdeka

ilustrasi merdeka (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, hansip kemudian berada di bawah naungan hukum Indonesia, sesuai keputusan Wakil Menteri Pertama Urusan Pertahanan/Keamanan No. MI/A/72/62 tanggal 19 April Tahun 1962 tentang Peraturan Pertahanan Sipil. Keputusan ini pulalah yang menjadikan 19 April sebagai Hari Pertahanan Sipil.

Pada 1972, pembinaan hansip diserahkan Menhamkam/Pangab kepada Mendagri yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 55 Tahun 1972. Bertahun-tahun setelahnya, peraturan ini dicabut saat SBY menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Pada 2002, Hansip kembali mengalami perubahan nama yakni menjadi Perlindungan Masyarakat (Linmas). Seiring perubahan nama ini, ‘wajah’ hansip juga berubah dari yang awalnya bergerak dalam kegiatan pertahanan dan keamanan, menjadi membantu pengamanan lingkungan.

Tanpa menjalani pelatihan dasar militer, pembinaan Linmas sejak 2004 berada di bawah Pemerintah Daerah, tepatnya melalui Satuan Pamong Praja (POL PP) sesuai UU No. 32 tahun 2004 tentang urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemda meliputi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat termasuk di dalamnya perlindungan masyarakat.

3. Peranan Linmas di masyarakat, mulai dari keamanan sampai penanggulangan bencana

pixabay/Tangkolo

Awal mula pembentukan hansip ialah dari upaya Belanda untuk melawanan Jepang. Selain itu, hansip juga bersinggungan erat dengan pengamanan negara secara keseluruhan.

Setelah mengalami pergantian nama menjadi Linmas, hansip kini menjadi lebih bersifat pengamanan lingkungan masyarakat. Namun kemudian, peranan Linmas sesungguhnya dapat ditingkatkan untuk semakin mendukung tercapainya keamanan di lingkungan masyarakat.

Beberapa pembekalan yang dapat diberikan pada Linmas sebagai pelatihan meliputi kemampuan dasar penanggulangan bencana, pengamanan lingkungan untuk acara kemasyarakatan, hingga tim lapangan saat ada peristiwa bencana.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya