TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Empat Amalan Puasa Sunah Nabi Muhammad SAW Semasa Hidupnya, Coba Yuk!

Rasulullah SAW suka menjalankan puasa sunah

Ilustrasi Ramadhan (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Salah satu kebiasaan baik Nabi Muhammad SAW adalah menjalankan puasa sunah. Dalam Islam, terdapat amalan atau ibadah sunah yang dapat dilakukan bagi umat muslim, yang bila dikerjakan akan mendapat pahala, namun bila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. 

Dalam puasa, seorang muslim belajar untuk mengendalikan hawa nafsu yang ada di dalam dirinya. Waktu berpuasa mulai dari terbitnya fajar, hingga terbenamnya matahari ketika waktu magrib.

Dikutip dari kitab Keagungan Pribadi Rasulullah yang ditulis Al Imam Abu At Tirmizi, berikut amalan puasa sunah yang diamalkan Rasulullah SAW semasa hidupnya.

1. Rasulullah senantiasa menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis

IIustrasi (pexels.com/Engin Akyurt)

Puasa sunah Senin dan Kamis mungkin sudah tidak asing lagi buat kamu yang beragam Islam. Puasa ini memang dilakukan setiap Senin dan Kamis dalam satu minggu.

Puasa Senin dan Kamis ini dikerjakan bila kamu memang mampu untuk berpuasa selama dua hari dalam satu minggu. Namun, bila kamu merasa tidak mampu, kamu bisa melakukan salah satunya, Senin atau Kamis.

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW sangat menanti untuk dapat berpuasa pada Senin dan Kamis setiap minggunya. Berikut adalah hadis yang meriwayatkan puasa sunah Senin dan Kamis yang biasa dilakukan Nabi SAW.

Aisyah r.a menyatakan, Rasulullah SAW senantiasa mengharap dan menunggu untuk berpuasa pada Senin dan Kamis.  

Abu Hurairah r.a menyatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Seluruh amal perbuatan akan diperlihatkan kepada Allah SWT pada hari Isnain dan Kamis. Maka aku menginginkan amal perbuatanku diperlihatkan ketika aku sedang berpuasa."

Baca Juga: Sebelum Lepas Lelah, Yuk Simak Kebiasaan Rasulullah Sebelum Tidur

2. Kebiasaan Nabi Muhammad berpuasa pada bulan Sya'ban

Ilustrasi Alquran dan Buku Yasin (IDN Times/Besse Fadhilah)

Puasa sunah bulan Sya'ban merupakan puasa yang dianjurkan Rasulullah SAW dan dilaksanakan pada bulan Sya'ban.

Puasa ini dapat dilakukan selama 10 hari, bahkan Nabi Muhammad SAW pun pernah berpuasa satu bulan pada Sya'ban. Namun, disunahkan umat muslim berpuasa sebanyak 10 hari pada bulan ini.

Berikut adalah hadis yang meriwayatkan kebiasaan nabi berpuasa pada bulan Sya'ban.

Aisyah r.a menyatakan, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam suatu bulan lebih banyak jumlah puasanya karena Allah pada bulan Sya'ban. Baginda berpuasa pada sebagian besar hari dalam bulan Sya'ban dengan berbagi sedikit hari ketika Baginda tidak berpuasa. Bahkan Baginda SAW pernah berpuasa penuh dalam bulan Sya'ban."

3. Berpuasa pada tiga hari pertama setiap bulan

Pixabay

Nabi Muhmmad SAW semasa hidupnya senang berpuasa, karena berpuasa dapat menahan hawa nafsu yang ada di dalam diri seseorang. 

Tidak ada kekhususan hari apa saja Rasulullah berpuasa. Namun diriwayatkan dari hadis, Nabi senang berpuasa pada Senin dan Kamis, juga berpuasa pada tiga hari pada awal bulan. 

Berikut adalah hadis yang meriwayatkan puasa sunah Rasulullah pada tiga hari pertama di setiap bulan.

Yazid Ar-Rishk pernah mendengar Muadzah berkata, aku bertanya kepada Aisyah r.a , "apakah Nabi SAW berpuasa selama tiga hari pada setiap bulan?".

Aisyah menjawab, "Ya. Aku bertanya lagi, "Pada bagian manakah daripada bulan tersebut Nabi SAW berpuasa?", kata Aisyah, "Nabi tidak pernah mengira atau mempedulikan pada bagian manakah dalam bulan tersebut Nabi berpuasa."

4. Melakukan puasa sunah pada hari Asyura

pexels.com/@abdullah Ghatasheh

Puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharram setiap tahun. Puasa Asyura dapat dikerjakan berurutan dengan puasa tasu'a (puasa 9 Muharam). Nabi Muhammad pun pernah menjalankan puasa sunah pada hari Asyura ini.

Keutamaan puasa Asyura adalah dihapusnya dosa-dosa kecil setahun sebelumnya. Berikut adalah hadis yang meriwayatkan puasa sunah pada hari Asyura.

Aisyah r.a menyatakan, "Pada hari Asyura, kaum Quraisy berpuasa di zaman Jahiliah. Rasulullah SAW turut berpuasa (pada hari yang sama). Ketika Baginda tiba di Madinah, Baginda tetap berpuasa (hari Asyura), dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari tersebut. Tetapi setelah puasa Ramadan diwajibkan maka hanya puasa Ramadan yang diwajibkan. Puasa Asyura ditinggalkan. Siapa yang mau ia boleh berpuasa yang mau ia boleh meninggalkannya."

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya