Biografi Inggit Garnasih, Wanita Tangguh di Balik Sosok Sukarno
Kesetiaan, ketegaran, dan kegigihan Inggit menjadi inspirasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Inggit Garnasih merupakan sosok wanita berdarah Sunda yang sederhana dan cerdas. Inggit menjadi pendamping Sukarno saat ia menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung yang juga sedang merintis kariernya di bidang politik.
Dikisahkan dalam buku Soekarno Kuantar Kau ke Gerbang, Inggit tidak bisa membaca dan menulis. Namun, dengan kesederhanaan dan keterbatasannya itu, Inggit mampu membuat Sukarno muda tumbuh menjadi seorang pejuang yang dihormati.
Dibandingkan istri-istri Sukarno lainnya, Inggit Garnasih termasuk istri yang kurang dikenal. Tidak banyak yang mengisahkan tentang kehebatan dari sosok Inggit Garnasih, baik dalam artikel maupun dalam buku sejarah.
Cerita kehidupan Inggit dapat menginspirasi perempuan-perempuan di Indonesia yang saat ini sedang berjuang. Berikut ulasan tentang sosok Inggit Garnasih yang sangat menginspirasi.
Baca Juga: Viral! Surat Cerai Proklamator RI Sukarno-Inggit Dijual di Instagram
1. Kesetiaan, ketegaran, dan kegigihan sosok Inggit Garnasih
Inggit Garnasih merupakan sosok perempuan yang setia, tegar, dan gigih dalam menjalani hari-harinya.
Ketika menjalin rumah tangga, usia Inggit lebih tua 13 tahun dari Sukarno. Perbedaan usia yang mencolok ini menjadi keuntungan bagi Bung Karno karena Inggit dapat menjadi sosok dewasa yang dapat membimbing dan mengimbangi kehidupan Bung Karno.
Dikisahkan, ketika Bung Karno ditangkap dan dipenjara di Banceuy, Bandung, Inggit tetap menjadi istri yang setia. Inggit rajin mengunjungi dan mengirim makanan untuk sang suami yang berada di balik jeruji penjara.
Selama Sukarno dipenjara, Inggit mencari nafkah dengan membuat bedak, menjadi agen sabun cuci, membuat dan menjual rokok, hingga menjahit pakaian dan kutang untuk dijual.
Ketegaran dan kegigihan Inggit untuk menafkahi keluarganya saat Bung Karno dalam penjara, membuat Bung Karno menjadi sedih karena telah melalaikan tugasnya sebagai kepala rumah tangga.
Hebatnya, saat Bung Karno menyampaikan penyesalannya kepada istrinya, Inggit justru memberi suaminya semangat melalui kelembutan hati dan tuturnya.
Baca Juga: Dijual di Medsos, Surat Cerai Sukarno-Inggit Sempat Ditawar Rp100 M