Nadiem: Belum Ada Tolak Ukur Kesuksesan PJJ Selama Pandemik COVID-19
Kemendikbud berusaha mengefektifkan kegiatan PJJ
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Selama enam bulan pandemik COVID-19, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara langsung telah dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini juga diterapkan di beberapa negara lainnya, untuk menjaga proses belajar tetap berlangsung di tengah pandemik.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan tidak ada PJJ yang optimal di setiap negara. Ia juga mengatakan, manusia membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melakukan hal yang berbeda dari biasanya.
“Jadi, bagi yang bilang bahwa di dunia ada PJJ yang optimal, itu tidak benar,” ujar Nadiem dalam wawancara eksklusif bersama IDN Times yang diselenggarakan, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga: Mas Menteri Nadiem Akhirnya Punya Medsos, Ini 8 Unggahan Pertamanya
1. Belum ada tolak ukur kesuksesan PJJ selama masa pandemik
Meskipun PJJ sudah berlangsung selama enam bulan, hingga saat ini belum ada tolak ukur kesuksesan PJJ selama masa pandemik COVID-19.
Nadiem mengatakan kesulitan dari setiap negara saat menerapkan proses PJJ adalah tolak ukur kesuksesan PJJ. Namun, ini menjadi tantangan bagi bagi Kemendikbud untuk menjalankan PJJ selama pandemik masih berlangsung.
Menurut Nadiem tolak ukur kesuksesan konsep PJJ di setiap negara hanya dapat diukur setelah negara tersebut dapat melewati masa pandemik COVID-19.
“Jadi, untuk bilang ada PJJ yang sukses, kita gak ada yang tahu kasus PJJ yang sukses. Karena kita harus memonitor bertahun-tahun setelahnya,” ujar dia.
Baca Juga: Nadiem Makarim: Gak Ada PJJ yang Optimal di Dunia saat Ini