Sejarah Heroik nan Mistis Dam Oongan di Bali
Dam Oongan punya kisah heroik dan angker di baliknya, lho!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dam Oongan atau Bendungan Oongan di Jalan Noja Saraswati, Denpasar, Bali, memiliki kisah sejarah tersendiri. Dinamakan Dam Oongan karena awalnya berasal dari kata “Dam” yang berarti “bendungan” dan kata “Oongan” yang berarti “manusia”.
Konon, bendungan ini terbentuk karena pengorbanan manusia sebagai fondasi awal dari bendungan yang sudah ada saat ini. Oleh karena itu, masyarakat sekitar mengenali bendungan ini sebagai salah satu tempat yang angker dan disegani.
Kini, bendungan tersebut telah direnovasi menjadi taman rekreasi oleh Pemerintah Kota Denpasar dengan nama Taman Lila Ulangun. Pada penelusuran tim PM:AM, Bayu dan Doel, kali ini berusaha untuk mengungkap misteri dib alik sejarah yang melekat pada Dam Oongan ini.
Baca Juga: Kisah Horor dan Pilu di Rumah Pesugihan Bungurasih
1. Latar belakang sejarah terbentuknya Dam Oongan pada zaman kerajaan
Dahulu kala, ada seorang raja dari Kerajaan Pemecutan bernama Cokorda Pemecutan. Sang raja memiliki patih yang amat setia dan bijaksana bernama Ki Sawunggaling. Patih ini juga digunakan oleh kerajaan sebagai penghubung antara berbagai kerajaan yang ada.
Suatu hari, sawah-sawah di wilayah Kerajaan Kesiman kekeringan hingga membuat rakyatnya mengungsi ke Kerajaan Badung. Masyarakat pun membuat bendungan, namun sawah-sawah milik petani tetap tidak mendapatkan air.
Melihat kondisi ini, Patih Ki Sawunggaling mencari cara dan melakukan semedi untuk memohon petunjuk. Saat melakukan semedi, Ki Sawunggaling mendapat petunjuk untuk membangun bendungan dengan fondasi manusia.
“Karena Ki Sawunggaling adalah orang yang baik, jadi dia gak berpikir bahwa itu harus ada manusia yang berkorban. Hingga akhirnya Ki Sawunggaling sendiri yang mengorbankan dirinya,” ujar Bayu.
Namun, Ki Sawunggaling tidak berkorban sendiri sebab istrinya dengan setia dan ikhlas mengikuti langkah suaminya untuk menjadi korban. Pasangan suami-istri ini rela berkorban untuk kemakmuran rakyatnya.
Sejak saat itu, air di dalam bendungan ini bisa mengaliri sawah-sawah rakyat. Sehingga, bendungan ini diberikan nama Dam Oongan oleh masyarakat Denpasar.
Baca Juga: Kisah Horor Pasar Turi Lama di Surabaya, Sarang Makhluk Gaib!