Uji Nyali ke Bangunan Terbengkalai yang Terkenal Angker di Mojokerto
Dahulunya bangunan ini sempat menjadi klinik untuk aborsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pada penelusuran kali ini, tim PM:AM menuju bangunan terbengkalai di Mojokerto, Jawa Tengah. Bangunan yang besar dan luas ini memiliki beberapa bangunan yang kala itu sempat digunakan sebagai kantor.
Bangunan ini sudah kosong sejak 2017 silam, saat kantor tersebut bangkrut dan tidak menempati bangunan ini lagi. Tiga tahun lamanya merupakan waktu yang sangat cukup untuk sebuah bangunan dihuni oleh makhluk gaib.
Saat penelusuran, Bayu dan Doel memasuki setiap ruangan dan gedung yang ada di tempat tersebut. Namun anehnya, Bayu tidak mendapatkan cerita sejarah tempat ini seperti tempat-tempat sebelumnya.
Meskipun, beberapa kali Bayu sempat melihat sosok-sosok makhluk gaib yang lewat sekilas. Sehingga akhirnya tim PM:AM bersama Cak Jo coba melakukan 'Meraga Sukma' guna mengetahui kisah dari lokasi ini.
Berikut ulasan kisah yang didapatkan dari Meraga Sukma bersama tim PM:AM.
1. Pernah menjadi klinik yang sering digunakan untuk aborsi
Dahulu kala, bangunan ini merupakan sebuah klinik yang digunakan warga setempat untuk berobat. Tidak hanya tempat berobat saja, klinik ini juga digunakan untuk melakukan aborsi kala itu.
Dikisahkan oleh Bayu saat Meraga Sukma, pemilik sekaligus kepala klinik ini memiliki hubungan dengan seorang perempuan. Hubungan ini pun berlanjut hingga mereka bersetubuh dan perempuan tersebut hamil.
Ketika perempuan tersebut hamil sekitar 4-5 bulan, sang ibu mengetahuinya dan meminta pertanggungjawaban dari dokter kepala klinik ini. Namun sang dokter mengelak untuk mengakui anak tersebut dan tidak ingin bertanggung jawab.
Kemudian sang dokter melakukan tindakan kepada perempuan yang dihamilinya. Sayang, terjadi kesalahan dalam penanganan yang menyebabkan anak yang ada di dalam kandungan dan perempuan tersebut mati karena kehabisan darah.
Sang ibu dari perempuan tersebut tidak terima, ia pun sangat marah kepada sang dokter dan meminta tanggung jawab atas tindakannya.
Akhirnya, sang dokter membunuh ibu dari perempuan tersebut untuk menghilangkan bukti dari kesalahan dalam penindakan yang ia lakukan.
“Janin anaknya itu ditanam di dalam ruangan yang tadi kita masukin, yang bau dan berair itu,” ujar Bayu.