Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Titi Widoretno Warisman atau yang kerap disapa Neno Warisman, siapa yang tidak kenal dengan nama besarnya.
Wanita kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 21 Juni 1964 ini sejak kecil telah memiliki darah seni yang begitu kental. Sejumlah pertunjukan seni seperti membaca puisi dan deklamasi adalah hal yang paling ia gemari hingga dirinya tumbuh menjadi remaja yang cantik dan beritelektual tinggi.
Baca juga: 5 Fakta Perjalanan Karier Neno Warisman, Dulunya Penyanyi Hits!
1. Besar di dunia hiburan
Instagram.com/nenowarismanofficial Neno yang saat ini telah istiqomah menggunakan kerudung ini dahulunya adalah seorang penyanyi dan bintang film era 80an. Sekarang, ia aktif di dunia religi, sosial dan pendidikan.
Sederet lagu seperti “Matahariku”, “Nada Kasih”, dan “A Ba Ta Tsa” sempat melejit dan melambungkan namanya di industri musik Tanah Air pada era tersebut.
Sedangkan di dunia perfilman, nama Neno Warisman sendiri dikenal karena membintangi film Sayekti dan Hanafi yang ditayangkan di TVRI dan disutradarai oleh Irwinsyah. Neno berperan sebagai Sayekti.
Namanya semakin dikenal tatkala ia bermain dalam film Rindu Kami Padamu pada tahun 2005 lalu. Film garapan Garin Nugroho tersebut akhirnya meraih penghargaan sebagai film terbaik di Osian’d Cinefan Festival yang berlangsung di New Delhi, India, berkat aktingnya.
2. Menjadi orangtua tunggal bagi ketiga anaknya
Instagram.com/nenowarismanofficial Namun sayang, kesuksesannya di dunia hiburan tidak mengantarkannya kebahagiaan pada kehidupan pribadinya. Pada tahun 2016 lalu Neno harus mengakhiri biduk rumah tangganya bersama Widiono Doni Wiratmoko yang sudah tidak lagi harmonis.
Perceraian wanita 54 tahun tersebut akhirnya membuat dirinya menjadi orangtua tunggal bagi ketiga anaknya yaitu Giffari Zakka Waly, Maghfira Izzani Maulania, dan Raudya Tuzzahra Ramadhani.
3. Aktif sebagai pembicara seminar dan penulis buku
Instagram.com/nenowarismanofficial Pengalaman hidup yang pahit membuat Neno Warisman sering diundang untuk berbicara di seminar-seminar yang kebanyakan para pesertanya adalah seorang ibu-ibu rumah tangga.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Di sana ia lebih sering membahas tentang pengasuhan anak yang benar, pendidikan, dan kesehatan. Ia juga sering menulis buku yang salah satunya adalah berjudul “Izinkan Aku Bertutur” dan “Matahari Odi Bersinar Karena Maghfi”.
4. Menjadi donatur gerakan #2019GantiPresiden
Instagram/@nenowarismanofficial Setelah sempat namanya tidak lagi terdengar di h\ingar bingar dunia hiburan, belakangan nama Neno Warisman kembali muncul di banyak media massa.
Kali ini ia muncul dengan gerakan politik dari sejumlah kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai deklarasi #2019GantiPresiden.
Aksi tersebut pertama kali dimulai pada Minggu (6/5) lalu pada saat penyelenggaraan car free day atau hari bebas kendaraan di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Dalam deklarasi itu juga dibagikan buku saku kepada masyarakat tentang inti gerakan tersebut. Inisiator gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera yang juga merupakan ketua DPP PKS ini mengungkapan dana pembuatan buku saku tersebut menghabiskan dana sekitar Rp40 juta yang didapat dari relawan dan ia menyebutkan bahwa Neno Warisman adalah salah satu donatur terbesarnya.
Baca juga: Ini Ungkapan Hati Neno Warisman Saat Ditolak Warga Batam