Indonesia Masih Pakai Rapid Test, Gugus Tugas: Alat PCR Belum Memadai
Bio Farma diminta untuk terus meningkatkan produksi PCR
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memberikan penjelasan mengapa hingga hari ini Indonesia masih melalukan tes cepat (rapid test) meskipun tingkat keakuratannya tes tersebut tidak maksimal.
Wiku mengatakan fungsi tes cepat sebagai penapisan (screening) awal kepada masyarakat yang berpotensi tinggi tertular virus dari orang lain yang telah positif terpapar COVID-19.
1. Rapid test masih digunakan karena jumlah alat PCR belum memadai
Selain itu, lanjut dia, penapisan perlu dilakukan karena kemampuan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) di Indonesia jumlahnya belum cukup memadai.
“Meskipun sudah naik drastis alat tesnya bisa kemampuannya sampai 20 ribu sehari, tapi tetap saja gak cukup untuk kepentingan Indonesia yang besar. Maka dari itu penapisan tetap perlu dilakukan dengan rapid test. Terbatas saja menggunakan rapid testnya. Karena yang paling penting kan pake PCR,” kata Wiku saat dihubungi IDN Times, Selasa (23/6).
Baca Juga: Satu Keluarga Tertular Virus Corona dari Ibu yang Sudah Meninggal