TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengamat Politik: Rizieq Shihab Simbol Oposisi Rakyat ke Pemerintah

Kritik Rizieq ke pemerintah mendapat banyak simpati publik

(Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab) Screen shot Youtube

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan kembalinya Rizieq Shihab ke Indonesia akan membawa angin segar bagi demokrasi di tanah air.

Ujang menilai, sosok pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu merupakan simbol oposisi rakyat ke pemerintah, di tengah minimnya partai oposisi yang ada saat ini.

"HRS (Habib Rizieq Shihab) itu simbol oposisi rakyat bagi pemerintah. Jadi akan terus jadi incaran penguasa,” kata Ujang saat dihubungi IDN Times, Jumat (13/11/2020).

Baca Juga: Najwa Shihab Putri Rizieq Nikah Besok, Anies dan 10 Ribu Orang Hadir

1. Kritik yang dilakukan Rizieq ke pemerintah mendapat banyak simpati publik

Pimpinan FPI Rizieq Shihab (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Ujang mengaku tidak merasa heran jika kepulangan Rizieq pada Senin, 10 November lalu mendapatkan sambutan dan apresiasi yang luar biasa. Tidak hanya dari pengikutnya, tapi juga dari masyarakat luas.

"Saat rakyat banyak yang kecewa ke pemerintah. Adanya HRS datang sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah. Membuat HRS mendapat banyak simpati,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.

2. Tumpulnya kritik dari parpol membuat koalisi rakyat muncul

Ilustrasi bendera partai politik (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Berdasarkan peta koalisi yang ada saat ini, 11 partai masuk dalam koalisi pemerintahan Joko “Jokowi" Widodo-Ma’ruf Amin, seperti PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI, dan PBB. Teranyar, Gerindra juga ikut merapat jelang pembentukan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

Sementara oposisi hanya diisi tiga partai saja, yaitu PKS, PAN dan Demokrat.

Ujang menilai, tiga partai oposisi tersebut jarang memberi kritik tajam ke pemerintah. Padahal, koreksi kebijakan dari oposisi ke penguasa sangat penting dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi.

"Ya Itu karena tumpulnya oposisi di parlemen. Maka muncul oposisi dari rakyat,” bebernya.

3. Melalui FPI dan PA 212, Rizieq kerap mengkritik pemerintah

Peserta reuni 212 membawa bendera besar dengan wajah Rizieq Shihab (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Rizieq Shihab tiba di Indonesia pada Selasa, 10 November dengan menumpangi pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV816. Ia pun disambut hangat oleh ribuan simpatisannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Rizieq adalah salah satu tokoh yang acap kali melayangkan kritik ke pemerintah. Melalui ormas FPI yang didirikannya, berbagai macam aksi telah dilakukannya, misalnya menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum karena pidatonya yang dituding menistakan agama pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Tak cukup sampai disitu, FPI menggelar demonstrasi yang dinamainya dengan Aksi Bela Islam pada 4 Oktober 2016. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), lembaga yang kala itu dipimpin Ma'ruf Amin, juga menghelat aksi serupa.

Aksi Bela Islam berlanjut hingga berkali-kali, yang paling masyhur terjadi pada 4 November 2016 atau Aksi 411 dan 2 Desember 2016 alias Aksi 212Melalui aksi ini, terbentuk Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang kemudian mengadakan Reuni 212 di lapangan Monumen Nasional (Monas) pada 2 Desember 2017.

Pada Pilpres 2019, Rizieq juga menyerukan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dengan menggaungkan jargon “2019 Ganti Presiden”. Dengan kekuatan dakwahnya, Rizieq mengajak seluruh jemaah yang hadir dalam Reuni 212 di Monas untuk mendukung pasangan nomor urut dua tersebut.

Baca Juga: Simak! Deretan Pernyataan Rizieq Shihab Sejak Tiba di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya