TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Pertama Sekolah, SD Ini Sediakan Permainan Tradisional

Ada dakon hingga egrang batok

IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Suasana Layanan Orientasi Sekolah (LOS) SDN Mojo III/222 Surabaya terlihat lebih riuh dibanding sekolah lainnya. Ratusan siswa terlihat berlarian dan tertawa sembari membawa mainan tradisional di lapangan timur sekolah. Terang saja, kemeriahan tersebut dikarenakan sekolah ini mengklaim sebagai sekolah pelestari permainan tradisional.

Hari pertama sekolah bagi siswa kelas 1 ini nampak menyenangkan. Masih dengan mengenakan seragam TK yang berwarna-warni, para bocah berusia sekitar 6-7 tahun saling berinteraksi memainkan permainan tradisional. Terlihat pula kakak kelas mereka dengan seragam merah putih juga sibuk menjajal mainan yang ada. Nampak ada yang berusaha berdiri di egrang batok. Ada juga yang saling berkoordinasi berjalan di atas terompa panjang.

1. Wujudkan nasionalisme lewat permainan

IDN Times/Fitria Madia

Kepala Sekolah SDN Mojo III, Sumarlik menjelaskan bahwa melalui permainan tradisional pihak sekolah ingin menanamkan jiwa nasionalisme kepada para siswa yang berjumlah sekitar 900 orang. "Dengan mencintai produk dalam negeri, bermain permainan tradisional jiwa nasionalisme akan terbentuk," ujarnya, Senin (16/7).

Ia menambahkan, selain jiwa nasionalisme, karakter-karakter asli bangsa lain seperti gotong royong, saling menghargai dan menghormati, serta kejujuran juga berusaha tanamkan melalui permainan tradisional. "Meskipun main di gadgetnya berdua, tetap saja interaksinya kurang. Gak seperti bermain permainan tradisional," terangnya.

2. Permainan gawai membuat anak cenderung emosional

IDN Times/Fitria Madia

Wanita berkerudung ini mengungkapkan kekhawatiran pihak sekolah kepada siswa-siswanya yang mulai ketergantungan dengan permainan di gawai digita. Anak-anak tersebut juga sudah amat jarang bermain permainan tradisional. "Jadinya mereka cenderung individual. Emosinya tinggi," ungkap Sumarlik.

Namun ia mengatakan bahwa bukan berarti pihaknya bersikap anti terhadap permainan modern seperti yang terdapat dalam gawai. "Kami hanya berusaha membentuk karakter anak-anak lewat permainan tradisional dan melestarikannya," imbuhnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya