TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Kata Anies Baswedan soal Tarawih Tak Jadi di Monas

Rencana tersebut dikritik sejumlah ulama

IDN Times/Kevin Handoko

Jakarta, IDN Times - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melaksanakan salat tarawih di Monas sempat dikritik sejumlah ulama.

Salah satu kelompok ulama yang mengkritik ide tersebut adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Saat itu PBNU berpendapat jika seharusnya salat dilaksanakan di masjid karena dapat memakmurkan masjid dan bukan di tempat umum.

Baca juga: Sambut Ramadan, Presiden Jokowi Salat Tarawih di Istiqlal

1. Pemprov DKI dengarkan saran para ulama

IDN Times/Linda Juliawanti

Mendengar kritikan dari berbagai ulama, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi salat tarawih.

"Kita mendengar yang disampaikan para ulama, dan kita dalam urusan ibadah dalam urusan ibadah ya merujuk pada para ulama. Karena itu kemudian rencana salat tarawih akan tetap jalan di Masjid Istiqlal," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/5).

2. Jarak, keamanan, dan banyaknya jemaah jadi faktor lain

Unplash/Thomas Young

Selain saran dari para ulama, Anies menyebutkan jika terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan Pemprov DKI jakarta memindahkan lokasi tarawih ke Istiqlal seperti jarak, keamanan, dan banyaknya jemaah.

"Kami sudah koordinasi dengan pengelola Istiqlal, karena jumlah jemaah mungkin banyak, posisinya mudah dijangkau karena itu masjid yang posisinya mudah dijangkau, di tengah dan faktor keamanan sehingga kamu putuskan untuk gunakan Istiqlal," ucapnya.

Baca juga: MUI Kritik Tarawih di Monas, Ini Jawaban Sandiaga

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya