TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketum PBNU Gus Yahya: Bangsa Kita Bukan Seperti Yahudi atau Nazi

Gus Yahya imbau agar bumi dan isinya dirawat

Ketum PBNU terpilih periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf. (IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, mengatakan nasionalisme bangsa Indonesia tak seperti Nazi di Jerman maupun kalangan Yahudi. Hal itu ia sampaikan dalam peringatan hari lahir PBNU yang diselenggarakan PDI Perjuangan.

"Perlu diingat bahwa klaim kebangsaan kita itu bukan klaim kebangsaan untuk diri sendiri saja, yang bisa dengan mudah terjerumus dalam sovinisme seperti Nazi di Jerman atau sebagian kalangan Yahudi, yang kemudian mengedepankan atau mengibarkan bendera nasionalisme dalam semangat supremasi atas bangsawan, tidak," ujar dia, Sabtu (12/2/2022).

"Nasionalisme kita adalah klaim kesetaraan hak dan martabat kemanusiaan, sebagaimana sangat-sangat ditulis di dalam paragraf pertama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," sambung Gus Yahya.

Baca Juga: PBNU Ultimatum Admin Twitter @nahdlatululama, Ancam Lapor Polisi

1. Gus Yahya imbau agar bumi dan isinya dirawat

Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Gus Yahya, hal tersebut harus menjadi panduan masyarakat dalam memperjuangkan masa depan bangsa. Dia mengimbau agar bumi dan tatanan kehidupannya harus dirawat.

"Ini harus kita rawat, supaya jangan kita membuat kerusakan kerusakan di muka bumi, apalagi melakukan penghancuran-penghancuran, kita ingin berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup tapi jangan sampai membuat kerusakan terhadap bumi, seperti lingkungan hidup kita dan terhadap tatanan kehidupan itu sendiri," ujar dia.

Baca Juga: Gus Yahya: Kemerdekaan Palestina Mandat Kemanusiaan

2. Gus Yahya minta tatanan kehidupan yang belum baik diperbaiki

Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (ANTARA FOTO/Katriana)

Gus Yahya juga mendorong agar tatanan kehidupan yang belum baik diperbaiki. Perbaikan itu harus dilakukan dengan srategi yang menyempurnakan dan bukan untuk merusak.

"Nah, ini adalah prinsip yang ingin kita tegakkan dalam pergulatan ke depan," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya