Kisah Ani Mengais Rezeki dari Jasa Penukaran Uang Musiman
Panas terik tak menyurutkan semangat Ani menawarkan jasanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kawasan wisata Kota Tua pada Minggu (26/5) siang begitu terik. Di bulan Ramadan, area ini tak dipenuhi wisatawan seperti hari-hari biasanya. Meski begitu, sejumlah pedagang kaki lima tampak berjejer di kedua bahu jalan menjajakan dagangannya.
Saat matahari tengah panas-panasnya menyengat Jakarta, beberapa orang tampak berdiri dengan jarak sekitar 50 meter satu sama lain. Jumlahnya belasan.
Bukan wisatawan, bukan pula pedagang kaki lima. Mereka membawa setumpuk uang kertas baru yang dibungkus plastik dengan nominal pecahan mulai dari Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, hingga Rp20 ribu. Uang-uang pecahan baru itu ditawarkan kepada masyarakat yang ingin menukarkan uang pecahan kecil di momen Hari Raya Lebaran.
Tiba-tiba langkah kami terhenti. Seorang perempuan menghentikan kendaraan IDN Times yang dipacu perlahan saat melintas di depan para pedagang uang baru.
"Mas, mau tukar uangnya berapa juta?" ujarnya menyapa kami.
Adalah Ani, perempuan beranak satu yang mencoba menawarkan jasa penukaran uang kepada kami. Ia pun menuturkan kisahnya mencoba mencari peruntungan dari lembaran-lembaran uang rupiah baru.
Baca Juga: BI Jateng Siapkan Rp23,3 triliun untuk Penukaran Uang Jelang Lebaran
1. Ani menawarkan penukaran uang tidak dengan cuma-cuma
Saat menawarkan penukaran uang, Ani langsung menjelaskan bahwa jasa penukaran uang itu tak dilakukannya dengan cuma-cuma. Ada tarif yang dipatoknya pada pelanggan, meski masih bisa ditawar.
"Per 100 lembar (uang kertas yang ditukar) biayanya Rp10 ribu. Jadi, kalau mas nuker uang Rp200 ribu, saya dapat untung Rp20 ribu. Tapi, itu bisa nego sih," ujar Ani.
Baca Juga: BI Jabar Siapkan Rp40 Triliun untuk Kebutuhan Penukaran Uang Lebaran