TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPK Duga Ada Lebih 3 Perusahaan Penyuap Pajak di Kasus Angin Prayitno

Kasus suap pajak sudah sering kali terjadi, apa sebabnya?

Penetapan Tersangka Suap Pajak, Wawan Ridwan pada Kamis (11/11/2021). (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto mengatakan pihaknya belajar dari berbagai hal dalam menangani kasus suap pajak yang menyeret Angin Prayitno Aji. Sebab, hingga saat ini sudah banyak kasus korupsi pajak termasuk yang melibatkan Gayus Tambunan pada 2010.

"Kami juga berbincang dengan teman-teman di perpajakan, makanya kembali digenjot ke belakang. Perpajakan ini bukan (kasus) kedua, bahkan sudah 10 kali kalau gak salah, bahkan lebih," jelas Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan (11/11/2021).

Baca Juga: KPK Tetapkan Pegawai Pajak Wawan Ridwan Tersangka Suap Pajak

1. Sistem pajak di Indonesia dinilai sulit

Ilustrasi Pajak (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Karyoto, sistem perpajakan di Indonesia sulit sehingga harus menyewa konsultan. Karena menyewa konsultan pajak, KPK harus mencari siapa yang bertanggung jawab, yang punya kewajiban memberikan jasa, hingga cara membayar pajak yang benar.

"Nah itu yg harus kami perhatikan, siapa yang punya inisiatif di dalam," jelas Karyoto.

2. KPK deteksi ada lebih dari tiga perusahaan yang diduga memberikan suap pajak

Deputi Penindakan KPK, Karyoto. (dok. Humas KPK)

Karyoto mengatakan, KPK mendeteksi ada lebih dari tiga perusahaan yang diduga turut memberikan suap. Hal ini masih terus ditelusuri KPK.

"Apakah ini pola atau kah ini main satu-satu," ujarnya.

Baca Juga: Tersangka Suap Pajak Wawan Ridwan Diduga Raup 625 Ribu Dolar Singapura

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya