TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan Sirkuit Mandalika Diadang Puluhan Warga, Ada Apa?

Masih ada masalah lahan milik masyarakat yang belum dibayar

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Jakarta, IDN Times - Pembangunan Sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) diadang oleh puluhan warga.

Mengutip Antara, puluhan warga yang berasal dari dua dusun, yakni Dusun Ujung Lauk dan Bunut tersebut juga memagar lahan untuk pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika tersebut. Aksi ini sudah mereka lakukan sejak Sabtu (28/9) dan belum berakhir hingga hari ini, Minggu (29/9).

1. Masih ada masalah lahan

IDN Times/Sunariyah

Kepala Dusun Ujung Lauk, Abdul Mutalip saat dihubungi Antara melalui telepon dari Mataram, membenarkan pengadangan dan pemagaran lahan Sirkuit Mandalika tersebut. Hal itu dilakukan karena menurutnya PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika dan pemerintah dinilai sampai saat ini belum memiliki etikad baik untuk menyelesaikan persoalan lahan di lokasi tersebut.

"Kita minta ITDC dan pemerintah, tolong ini dibayar. Karena, masyarakat punya bukti kuat atas kepemilikan lahan-lahan itu, sertifikat," ujarnya.

Baca Juga: Hore! Balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok Tetap Digelar 2021

2. Ada 27 warga yang mengklaim punya lahan di lokasi tersebut

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Menurutnya, ada 27 orang warganya yang mengklaim memiliki lahan di lokasi tersebut dengan luas lahan berbeda-beda. Semuanya memiliki dokumen berupa sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Ini kan lahan-lahan untuk dijadikan bisnis sama ITDC, masak tidak mau di bayar. Kecuali ini dimanfaatkan untuk Kantor Bupati, Kantor DPRD yang memang peruntukannya untuk kepentingan masyarakat. Ya tidak jadi masalah, tapi ini kepentingannya bukan untuk masyarakat lebih ke bisnis masa tidak di bayar," ujar Abdul Mutalib.

3. Warga sayangkan pihak ITDC yang tak mau berdialog

IDN Times/Sunariyah

Abdul Mutalib menyayangkan sikap ITDC yang tidak mau menemui dan berdialog dengan warga pada Sabtu kemarin. Padahal ajakan tersebut diinisiasi oleh ITDC, mamun ternyata setelah ditunggu warga tidak hadir.

"Intinya kita minta tanah-tanah ini dibayar antara Rp70 juta-Rp100 juta. Terus tidak dengan ganti rugi atau dana kerahiman seperti sebelumnya-sebelumnya," tegas Mutalib.

Baca Juga: Ups! Banyak Kerbau Berkeliaran di Sekitar Proyek Sirkuit Mandalika 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya