Cerita Pilu dari ICU: Penyintas COVID-19 Ini Sempat Ragu Bisa Bertahan
Tidak mudah berjuang melawan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menjalani perawatan di ruang intensive care unit (ICU) tidak pernah terbayang di benak Anggun Wibowo sebelumnya. Namun COVID-19 dan penyakit komorbid yang dimilikinya membuat perempuan 42 tahun itu harus mendapat perawatan di ruang ICU.
Cerita berawal saat Anggun merasakan sejumlah gejala COVID-19. Saat itu, dia merasakan flu biasa, disertai pegal di badan, demam, dan tenggorokan yang sakit.
"Kenapa masuk ICU? Sudah minum obat, ke dokter gak sembuh, saya curiga dan periksa, kemudian itu positif COVID-19," kata Anggun dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di Trans 7, Rabu (27/1/2021).
"Kemudian batuk-batuk, ada bercak darah. Kemudian ada sesak nafas dan saya tahu harus ada pertolongan lebih. Maka saya mau dirawat," tambah dia.
1. Merasa khawatir saat suara mesin di ruang ICU tidak berbunyi
Anggun mengungkapkan saat berada di ruang ICU, dia terisolasi sendirian. Suara mesin menemaninya setiap menit selama perawatan. Anggun pun mengaku tidak terganggu dengan suara mesin, malah terbiasa dengan suara tersebut.
"Terutama di malam hari hampir gak ada suara lain, yang terdengar itu suara di monitor. Yang saya rasakan malah kalau gak ada suara itu, malah takut lagi. Saya panggil perawat, bilang kalau monitornya gak bunyi normal," jelas dia.
Baca Juga: Sudah Sembuh, 10 Perjuangan Sinyorita Melawan COVID-19