TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertemuan Sungai Cileungsi-Cikeas Sebabkan Banjir di Bekasi

Ketinggian muka air P2C mencapai 570 sentimeter

TNI membantu evakuasi korban banjir di Perumahan Duta Indah, Selasa (25/2) (IDN Times/Dini suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang terjadi dikawasan Ibu Kota dan sekitarnya disebabkan oleh kiriman air dari Bogor. Menurut informasi dari media sosial BPBD Jakarta, Bendungan Katulampa kemarin mengalami kenaikan Tinggi Muka Air (TMA) sampai 100cm.

Selain itu, banjir yang terjadi di kawasan Bekasi, juga berasal dari Pertemuan hulu Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas, yang hingga Sabtu (20/2) dipantau melalui pos pantau berada di status siaga 1 pada pukul 08.45 WIB ketinggian muka air mencapai 570 cm dari batas normal setinggi 350 cm.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Esok Hari 21 Februari 2021, Sebagian Bekasi Bakal Berawan

1. Banjir masih menggenangi kawasan Bekasi dan sekitarnya

Hari ini, Sabtu (20/2/2021), Perum Bekasi Griya Asri I, Sumberjaya, Tambun Selatan, Kab. Bekasi tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi dari 20-40 cm.

Sedangkan di Villa Nusa Indah 1 kelurahan Bojong Kulur Kecamatan Gunung Putri, air mulai masuk ke perumahan pada Jumat (19/2/2021) pukul 11.00 WIB. Aliran air yang berasal dari hulu Cilengsi dan Cikeas itu sempat surut tapi kembali menggenangi perumahan warga pada Sabtu pagi.

Tak hanya di lokasi tersebut, berdasarkan informasi dari sosial media Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), banjir mulai memasuki gerbang perumahan Pondok Gede Permai Jati Asih sekitar pukul 12.00 WIB kemarin. Personel BPBD Kota Bekasi juga sempat mengevakuasi warga Perumahan Pondok Gede Permai Jatiasih Bekasi yang berada di lantai 2 rumah mereka.

Baca Juga: BPBD: Vila Jatirasa Lokasi Terparah Banjir Bekasi, Tinggi Air 190 Cm

2. Hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas hanya memiliki pos pantau, bukan pintu air

Warga Kompleks Jaka Kencana bersihkan lumpur pasca banjir, Kamis (2/1). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Salah satu anggota KP2C, Maftuh, mengatakan kedua sungai tersebut tidak memiliki pintu air seperti Katulampa.

Hulu sungai tersebut dipantau melalui pos yang tersedia CCTV dan pemantuan tinggi muka air. Petugas di sanalah yang bertugas memberikan informasi mengenai kenaikan tinggi muka air agar warga sekitar dapat mengantisipasi adanya banjir. 

Baca Juga: 5 Permukiman di Bekasi Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya