TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Yang Perlu Kamu Tahu soal Cuaca Ekstrem di Indonesia

Cuaca ekstrem bakal terjadi hingga Maret

ANTARA FOTO/Fanny Octavianus

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan tentang cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Ada beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang cuaca ekstrem ini. 

Baca juga: Bercocok Tanam di Balik Ancaman Banjir Jakarta Ala Warga Kampung Rawa Bebek

1. Penyebab cuaca ekstrem 

ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Cuaca ekstrem yang terjadi disebabkan pertemuan masa udara akibat pertemuan monsoon dari Asia dan ada hambatan masa udara selatan yang bertemu di atas pulau Jawa, sehingga beberapa daerah di sekitar Jawa meningkat potensi hujannya. 

"Antara lain kemarin malam peningkatan curah hujannya 164 mm dan ini sangat ekstrem, dalam arti di atas biasanya," kata Sekretaris Umum BMKG Widada Sulistya di gedung BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).

2. Cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret

ANTARA FOTO/Fanny Octavianus

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati fenomena ini menjadikan Indonesia puncak musim hujan terjadi pada Februari dan akan terus berlangsung hingga Maret. 

"Saat ini wilayah Indonesia masih berada pada periode musim hujan. Kondisi ini terlihat dari dominasi angin baratan yang cukup kuat sejak Januari 2018, dan diprakirakan hingga Maret 2018 wilayah Indonesia masih berada pada periode musim hujan," kata dia, pada kesempatan sama. 

3. Wilayah yang terdampak hujan lebat 

@rommycalm

Dalam seminggu ke depan atau hingga 12 Februari, beberapa wilayah Indonesia akan mengalami hujan sedang hingga lebat. Seperti Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Pulau Jawa bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, NTT, dan sebagian besar Papua. 

4. Awas angin kencang dan gelombang tinggi

bali.mehthesheep.com

Selain hujan lebat, potensi angin kencang juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia meliputi Laut China Selatan, Laut Natuna, Riau, Kepulauan Riau, Laut Jawa, Laut Banda, Samudera Hindia Selatan, Jawa Tengah, NTB, dan Laut Arafuru.

"Potensi angin kencang tersebut berdampak pada peningkatan gelombang laut dengan tinggi gelombang 2.5-6.0 meter di Perairan Utara Kepuauan Anambas Natuna, Perairan Utara Singkawang, Laut China Selatan, dan Laut Natuna Utara," papar Dwikorita. 

Baca juga: Suka Duka Petugas BPDB Jakarta Pantau Banjir dan Bencana

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya