TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

'Politik' ala Millennials yang Bikin Jusuf Kalla Miris

#PilkadaSerentak2018 Kamu masih cuek sama Pilkada?

HM Jusuf Kalla (IDN Times/Irfan)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) miris dengan kondisi yang terjadi pada generasi millennial soal keaktifan mereka memberikan hak suara di pemilihan umum (Pemilu). Terlebih besok (27/6) akan diselenggarakan pencoblosan untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di 171 daerah.

Ada beberapa hal yang membuat JK miris dengan minimnya partisipasi dari millennials di Pemilu.

1. Di Indonesia, ikut Pemilu bukan kewajiban; Yang "sudi" nyoblos malah diberikan diskon

IDN Times/Irfan

Menurut JK, Indonesia berbeda dengan Australia –yang tegas mendenda warganya hingga 170 dolar Australia jika tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih.

Di Indonesia, nyoblos adalah hak istimewa yang tidak diwajibkan. Akhirnya, banyak sektor swasta –baik hiburan atau kuliner– yang memberikan diskon jika kamu telah memilih dengan menunjukkan tanda di jari yang sudah diberi tinta.

“Di Indonesia ini pemilu itu hak bukan kewajiban. Di Australia, kalau kamu tidak pergi ke TPS, kamu didenda. Kita sebaliknya. Kalau kamu pergi, mungkin bisa bayar Rp1 kalau nunjukin sudah memilih atau diskon,” jelasnya.

2. Kamu belum sadar kalau suara kamu berdampak pada nasib daerahmu

IDN Times/Irfan

JK menyayangkan kamu yang masih asyik dengan duniamu sendiri. Padahal, menurut JK, suara kamu berdampak pada masa depan daerah yang kamu pilih. 

JK mencontohkan keluarnya Inggris atau British Exit (Brexit) dan dampak yang terjadi setelahnya di bidang ekonomi.

 “Mungkin millennials ini karena keasyikan dunianya sendiri, belum sadar yang dia pilih akan menentukan suasana atau daerahnya ke depan. Dan nasibnya itu ada di tangan pimpinannya. Itu harus dipahami, karena anak yang berumur 17-20 tahun yang baru (pertama kali memilih) itu banyak,” jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya