TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Tetangga soal Galih Loss, Tiktoker yang Ditangkap Polisi

Orang tua Galih disebut kerja serabutan

Galih Loss (Instagram.com/galihloss)

Bekasi, IDN Times - Tiktokers Galih Loss telah ditetapkan sebagai tersangka kasus UU ITE dan penistaan agama, dengan ancaman hukuman penjara enam tahun dan denda Rp1 miliar. 

Diketahui, Galih tinggal di rumah sederhana yang beralamat di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. 

Saat IDN Times mendatangi alamat tersebut, Rabu (24/4/2024), rumah pemilik akun Tiktok Galihloss3 tersebut terlihat sederhana dengan cat tembok berwarna hijau muda. Rumah Galih juga terlihat memanjang ke belakang dengan lebar kurang lebih tiga meter. 

Rumah Galih memiliki dua lantai dengan bendera Indonesia berukuran besar yang menutupi balkon rumahnya. Saat ini rumah tersebut dalam keadaan kosong. 

Baca Juga: TikToker Galih Loss Tetap Dipidana Meski Sudah Minta Maaf

1. Tetangga sebut ibu Galih jatuh sakit dengar anaknya ditangkap

Penampakan rumah Galih Loss. (IDN Times/Imam Faishal)

Tetangga Galih berinisial A mengatakan, Galih tinggal di rumah tersebut bersama kedua orang tuanya dan satu adiknya. Dia juga mengatakan, keluarga Galih hidup sederhana. 

"Emang rumah dia, ya iya bawahnya cuma gini doang (ruang tamu), orang cuma 40 meter. Atasnya buat tidur dah. Bukan orang kaya dia mah, makanya saya denger si itu (Galih) ditangkep mah udah kaget," katanya kepada wartawan, Rabu. 

Dia juga mengatakan, dirinya hanya mendengar bahwa Galih suka membuat konten. Namun, dia tidak tahu konten seperti apa yang dibuat Galih. 

Setelah mendapatkan kabar Galih ditangkap, menurut A, ibu Galih gaket hingga jatuh sakit. 

"Iya (tahu bikin konten), tapi saya juga gak tahu kontennya seperti gimana. Makanya emaknya pas tahu itu (ditangkap), kaget kali ya, jadi sampai sakit. (Ibunya) dibawa pergi ke Pondok Gede, malam dibawa karena sakit itu," katanya.

2. Orang tua Galih kerja serabutan

Penampakan rumah Galih Loss. (IDN Times/Imam Faishal)

A mengatakan, keluarga Galih suka berbaur dengan masyarakat sekitar. Dia juga menyebutkan, ibu Galih suka mendapatkan panggilan untuk menjaga anak dengan upah Rp30 ribu. 

"Emaknya suka berangkat ngaji, kadang juga suka momong anak orang dibayar sehari Rp30 ribu," jelasnya. 

Sementara ayah Galih hanya bekerja sebagai tukang cat dengan status pekerja harian lepas. 

"Bapaknya juga cuma kuli serabutan, kadang ngecat mobil di pabrik apa gitu, kadang nganggur, tidak setiap hari kerja gitu lah," katanya. 

"Makanya si Galih itu kan bagaimana caranya biar ada pemasukan ya itu bikin konten. Tapi kan konten juga kaga tahu dibayar apa kagak," lanjutnya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya