Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tuban, IDN Times- Harga gabah ditingkat petani Kabupaten Tuban anjlok di kisaran Rp3.200 rupiah per kilogramnya. Padahal, harga normal untuk gabah kering di tingkat petani mencapai Rp4800-5000 per kilogram. Anjloknya harga yang disebabkan cuaca buruk membuat petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
1. Petani sudah mengeluarkan biaya banyak untuk perawatan padi
Petani di Tuban saat panen padi. IDN Times/Imron Salah satu petani yang terkena dampaknya adalah Kasmadi (55). Warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Tuban ini mengaku sudah mengeluarkan biaya tak sedikit untuk 2 hektar sawah yang ia garap. Biaya tersebut, kata Kasmidi, digunakan untuk membeli pupuk, obat-obatan dan ongkos pekerja.
"Biaya perawatan padi yang sudah kita keluarkan dari mulai usia satu hari hingga masa panen mencapai puluhan juta mas," kata Kasmidi kepada IDN Times, Minggu (21/3/2021). "Kalau harga gabah Rp3.200 ya rugi mas, apalagi saat ini biaya panen juga naik," imbuhnya.
Baca Juga: Cerita Perajin Sepatu di Tuban, Omzet Malah Naik di Tengah Pandemik
3. Panen raya juga menjadi faktor lain melonjaknya harga gabah
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Petani di Tuban saat panen padi. IDN Times/Imron Kasmidi menjelaskan, anggin yang kencang membuat padi roboh. Jika tak diikat, padi-padi itu akan busuk dan tak laku dijual. Kalaupun laku, harganya sudah pasti akan murah.
"Kalau gak kita ikat dan dirikan, nilai jual padinya akan menurun karena kualitas padi yang terendam air itu sangat jelek," imbuhnya. Sementara hingga berita ini ditulis, Dinas Pertanian Tuban belum bisa dimintai keterangan terkait anjloknya harga gabah di kalangan petani.
Baca Juga: Panen Raya di Maros, Bulog dan Kostraling Sinergi Serap Gabah