TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Daerah Sukses Terapkan PPKM Mikro yang Efektif, Mana Saja?

Wilayah boleh berinovasi sesuai kultur masyarakat

Ilustrasi PPKM. Dok. IDN Times/bt

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut ada tiga daerah yang dapat menjadi contoh dalam penerapan PPKM Mikro agar lebih mudah dan efektif. Daerah-daerah ini dianggap berhasil menerapkan PPKM Mikro.

Sejumlah daerah itu di antaranya Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur, Desa Kalibening, Kecamatan Dukuh, Kabupaten Magelang di Jawa Tengah, dan Kelurahan Trirenggo Pedukuhan Bogoran, Kecamatan Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul di DI Yogyakarta.

"Wilayah diberikan kewenangan berinovasi yang disesuaikan dengan kultur masyarakat dan kondisi masyarakat di wilayahnya dengan tetap berpedoman dengan dasar hukum yang ditetapkan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021).

Baca Juga: Mulai Diterapkan Besok, Ini Beda PPKM Mikro dengan PPKM Sebelumnya

1. Kabupaten Trenggalek menyediakan dashboard informasi tentang upaya promotif preventif

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin diusung kembai oleh PDIP di Pilkada 2020. IDN Times/ istimewa

Wiku menjelaskan, Kabupaten Trenggalek melakukan penanganan secara terstruktur dengan mengidentifikasi faktor sukses, risiko penyebaran penyakit, dan risiko dampak. Pemerintah kabupaten setempat menyediakan dashboard informasi tentang upaya promotif-preventif, kuratif, serta tracing.

"Pemerintah kabupaten juga menjunjung tinggi transparansi pemakaian anggaran kegiatan COVID-19, serta pelaksanaan pengamanan dan penegakan hukum secara disiplin terhadap mereka yang masih tidak patuh protokol kesehatan," lanjut Wiku.

Baca Juga: Zona Merah COVID-19 di Bantul Berkurang, Angka Kematian Meningkat

2. Kabupaten Magelang menyediakan rumah singgah untuk isolasi pemudik

instagram/humaspemkotmagelang

Di Desa Kalibening, Kabupaten Magelang, warga melakukan pengurangan risiko bencana dan menyediakan rumah singgah tempat isolasi pemudik yang terkena COVID-19. Selain itu, mereka juga menerapkan pendekatan berbasis kebudayaan yang dikenal "Jogo Tonggo". Pendekatan ini mengedepankan partisipatif warga yang saling menjaga dari penularan COVID-19.

"Jika ada yang terinfeksi COVID-19, warga dapat saling menjaga dengan memberikan perhatian dan tidak memberikan stigma negatif pada mereka yang tertular," lanjutnya.

Desa ini juga menerapkan sistem bantuan dari warga untuk warga untuk meningkatkan solidaritas dan menurunkan stigma negatif. Lalu dengan memanfaatkan karakteristik lingkungan untuk budidaya tanaman demi meningkatkan ekonomi.

Baca Juga: PPKM Mikro, Kota Malang Gunakan Bendera untuk Bedakan Zona 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya