Anak-anak 'Ngefly' Usai Minum Air Rebusan Pembalut, Begini Kata KPAI
Keterbatasan ekonomi memicu anak-anak bereksperimen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Fenomena anak-anak meminum air rebusan pembalut dinilai bukan hal baru. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Kesehatan dan Napza Sitti Hikmawatty mengatakan, pihaknya merasa prihatin kian banyaknya kasus tersebut.
"Pada saat kami tangani kasus penyalahgunaan PCC (obat pereda sakit), 2017 lalu juga sudah kami temui, namun jumlahnya relatif kecil," kata Sitti dalam pesan tertulis, Kamis (8/11).
Baca Juga: Ini 3 Penyebab Kebrutalan Geng Motor dan Solusi Kenakalan Remaja
1. Berawal dari coba-coba atau eksperimen
Sitti menjelaskan kegiatan remaja yang mencari alternatif zat yang dapat membuat mereka mabuk, tenang ataupun gembira, awalnya didapatkan secara coba-coba atau eksperimen.
"Jadi kalau kita mengenal beberapa golongan psikotropika di luar narkoba, maka beberapa zat 'temuan' para remaja ini termasuk kelompok eksperimen psikotropika," ungkap dia.
Namun, kata dia, jumlah kasus ini belum bisa diprediksikan. Sebab, hal ini berkaitan erat dengan jumlah anak serta kreativitas mereka 'meramu' bahan-bahan yang mudah didapat di pasaran. Minum air rebusan pembalut juga didapat dari coba-coba, selain fenomena lain seperti ngelem.
Baca Juga: Heboh Remaja Mabuk Air Rebusan Pembalut, Ini Kandungan di Dalamnya