TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDI Tunda Sanksi Dokter Terawan, Apa Sebabnya?

Dengan keputusan ini, maka status dr Terawan sebagai anggota IDI tetap berlaku

.goodnewsfromindonesia.id

Jakarta, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menunda pemberhentian sementara terhadap Dokter Terawan Agus Putranto. 

"Rapat memutuskan menunda melaksanakan putusan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran)," kata Ketua Umum PB IDI Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis di Sekretariat IDI, Jakarta, Senin (9/4).

Rapat yang dimaksud adalah rapat Majelis Pimpinan Pusat IDI yang digelar pada Minggu (8/4). Rapat memutuskan menunda putusan MKEK karena 'alasan tertentu'.

Dengan keputusan ini, maka untuk sementara status dr Terawan sebagai anggota IDI tetap berlaku.

Baca juga: Teori Terawan: Antara Apresiasi dan Kontroversi 

1. Sempat dianggap melanggar kode etik kedokteran

IDN Times/Indiana Malia

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Selasa (23/3) lalu memberhentikan sementara dr. Terawan. Alasannya, praktik 'cuci otak' yang selama ini dilakukan dr Terawan dianggap menyalahi kode etik kedokteran. 

2. Dokter Terawan mendapat dukungan 

.goodnewsfromindonesia.id

Sanksi pemberhentian sementara terhadap dr Terawan tersebut ternyata mendapat respon dari publik, termasuk para pejabat. Mereka menilai pratik cuci otak yang dilakukan dr Terawan sudah banyak membantu pasien.

Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk pihak yang keberatan dengan sanksi atas dr Terawan. Kalla meminta keputusan tersebut dikaji ulang karena metode 'cuci otak' yang dilakukan dokter Terawan terbukti telah banyak membantu pasien.

"Lebih baik diselesaikan internal, dikaji (ulang) dengan baik," kata Jusuf Kalla pada Jumat (6/4).

3. Menimbulkan polemik di masyarakat

IDN Times/Indiana Malia

Ilham Oetama mengatakan kasus dr Teriawan ini telah membuat perdebatan mengenai pengobatan dengan metode 'cuci otak' menjadi meluas di masyarakat.

Bahkan perdebatan itu juga terjadi di dunia kedokteran. "Berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan dokter," katanya.

Baca juga: Polemik Dokter Terawan, Begini Tanggapan Prof Dr Wimpie Pangkahila

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya