TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Status KLB Campak di Asmat Resmi Dicabut

Tapi 72 anak telah meninggal

Antara Foto/M Agung Rajasa

Jakarta, IDN Times -  Status kejadian luar biasa (KLB) campak di Asmat dicabut seiring penurunan jumlah penderita di kabupaten tersebut. Dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, proses pendampingan warga oleh tenaga kesehatan diminta terus dilanjutkan.

Baca juga: Begini Sulitnya Menembus Kabupaten Asmat yang Terisolasi

1. Status KLB sudah dicabut

Antara Foto/M Agung Rajasa

“Dengan memerhatikan usul Dinkes Asmat melalui surat Nomor 800/50/Dinkes/2/2018, maka saya nyatakan KLB campak telah berakhir,” jelas Bupati Asmat Elisa Kambu tepat pukul 20.35 WIT dalam rapat koordinasi di Posko Satgas KLB Campak dan Gizi Buruk Campak.

Pencabutan status KLB tersebut dilakukan karena trennya semakin menurun di RSUD Agats yang tersisa 12 orang. Mereka terdiri dari 9 anak yang dirawat inap akibat gizi buruk dan terkena campak sebanyak 3 anak. Kondisi dinilai makin terkendali dengan indikator vaksinasi di 224 kampung yang berada di 23 distrik.

Elisa berani memutuskan pencabutan KLB campak karena rekomendasi teknis kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor 1501 Tahun 2010. Bupati pun sempat mengevaluasi dengan menemui langsung pasien rawat inap. Evaluasi dilakukan selama hampir 20 hari sejak penetapan KLB campak pertama kali pada 15 Januari 2018.

2.  Imunisasi lengkap telah diberikan

Antara Foto/M Agung Rajasa

Melalui Kemenkes, imunisasi lengkap diberikan kepada anak-anak dari usia 0-15 tahun sebanyak 17.337 anak. Saat bersamaan, ditemukan pula penderita campak sebanyak 651 anak dan 223 pasien gizi buruk. Komplikasi gizi buruk dan penderita campak turut ditemukan sebanyak 11 pasien, plus suspek campak sebanyak 25 pasien.

Hingga status KLB berakhir, tercatat anak meninggal sebanyak 72 orang. Mereka meninggal akibat campak sebanyak 66 orang dan gizi buruk 6 orang. Jumlah meninggal di rumah sakit sebanyak 8 orang sisanya ditemukan di kampung per-September hingga 4 Februari 2018 dengan penyebaran merata. Pasien rujuk ke RSUD Agats ditemukan pada 20-22 Januari 2018 lalu.

Baca juga: Atasi Campak dan Gizi Buruk di Asmat, Kemensos Wacanakan Relokasi Terbatas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya