TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amankan KTT ASEAN di Jakarta, Polda Metro Jaya Kerahkan 4.382 Personel

KTT ASEAN akan dihadiri junta Myanmar

Kapolda Metro Jaya Fadil Imran melakukan pemeriksaan pengamanan menjelang KTT ASEAN di Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) Jakarta. (dok. Humas Polda Metro)

Jakarta, IDN Times - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pihaknya akan menyiagakan 4.382 personel untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2021 yang akan digelar di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

“Besok ada 4.382 personel Polri yang dilibatkan untuk melakukan pengamanan di 51 titik termasuk di dalamnya pengamanan rute, pengamanan akomodasi, hotel, dan pengamanan terminal airport untuk kedatangan,” kata Kapolda Fadil di Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) Stasiun MRT ASEAN, Jakarta, Jumat (23/4/2021).

Baca Juga: Hadir di KTT Perubahan Iklim, Ini Tiga Hal yang Disampaikan Jokowi

1. Kapolda berharap KTT ASEAN berjalan lancar dan kondusif

Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara berfoto di sela-sela KTT ASEAN-Republic of Korea di Busan, Korea Selatan, pada 26 November 2019. ANTARA FOTO/Yonhap via REUTERS

Fadil menjelaskan, 4.382 personel yang dikerahkan merupakan personel gabungan dari Polda Metro Jaya dan Korps Lalu lintas Polri. Ia berharap KTT ASEAN berlangsung dengan lancar dan kondusif.

“Polri dalam ops pengamanan ini akan melaksanakan dengan semaksimal mungkin khususnya jadi tanggung jawab polri Polda Metro Jaya di ring tiga, karena ring satu dan ring dua oleh ops pengamanan presiden, karena yang hadir adalah kepala negara dimana penanggung jawabnya adalah Pangdam Jaya,” kata Fadil.

2. Pertemuan untuk membahas situasi terkini Myanmar

Ilustrasi warga Myanmar berunjuk rasa di Yangoon, Myanmar pada Sabtu, 30 Januari 2021 (ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin)

KTT ASEAN digelar kali ini untuk menemukan solusi demi menyudahi krisis pasca-kudeta di Myanmar.
 
Situasi terkini di Myanmar menjadi sorotan masyarakat dunia, yang khawatir perang sipil seperti Suriah akan terjadi di negara tersebut. Kelompok pemantau setempat melaporkan, sedikitnya 730 orang meninggal dunia imbas bentrokan dengan aparat.
 
Sejak kudeta yang terjadi pada 1 Februari 2021, jutaan masyarakat di berbagai kota berbondong-bondong turun ke jalan menuntut pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, sekaligus mendesak junta militer agar merestorasi demokrasi dan kembali ke barak.

Baca Juga: Kekerasan Junta Militer Myanmar Sebabkan 250 Ribu Orang Mengungsi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya