TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demokrat Tuduh Megawati Hadang Langkah AHY, Ini Jawaban Puan

Padahal AHY prrnah digadang-gadang jadi calon menteri

Ketua DPR Puan Maharani (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani angkat bicara soal Ketua Umum Megawati yang dituduh menghadang langkah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapatkan kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

“Ini prerogatif presiden dan kemudian ini kan sampai terjadi pelantikan kabinet yang lalu itu kan sudah dalam proses yang panjang. Dan baca aja berita-berita dari media,” kata Puan di Kompleks Parlemen DPR RI, Senin (28/10).

Baca Juga: Hebat! Tiga Menteri Jokowi Ini Sudah Eksis Sejak Zaman SBY

1. Puan sebut hubungan Megawati-SBY berjalan baik

IDN Times/Irfan Fathurohman

Lebih lanjut, Puan menegaskan jika hubungan Megawati dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan baik. Bahkan Puan menyebut dirinya dan ibunya sering bertemu dengan SBY.

“Baik-baik aja lah. Kenapa? Saya sering ketemu (SBY) ibu juga ketemu, kemarin pelantikan juga bareng-bareng,” kata Puan.

2. Andi Arief sebut Megawati punya dendam ke keluarga SBY

Andi Arief (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menduga Megawati punya dendam kepada keluarga SBY. Andi Arief menyebut Megawati menolak Demokrat masuk koalisi Presiden Jokowi.

"Kami mendengar ada ketidaksetujuan Demokrat masuk koalisi. Itu datang dari pimpinan koalisi Ibu Megawati," kata Andi Arief kepada saat dihubungi.

"Demokrat ditolak masuk koalisi, sama artinya menolak AHY," sambungnya.

3. Presiden Jokowi punya alasan, Demokrat tidak masuk ke kabinetnya

Dok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Presiden Jokowi pun telah menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi. Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong. Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain.

"Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?" kata Jokowi setelah pelantikan Menteri di Istana pekan lalu.

Jokowi menjelaskan bahwa sistem presidensial a la Indonesia tidak seperti di luar negeri. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.

Baca Juga: Hebat! Tiga Menteri Jokowi Ini Sudah Eksis Sejak Zaman SBY

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya