TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PT Sampoerna Berhasil Bermitra dengan 21 Ribu Petani Tembakau 

Program kemitraan telah terjalin selama 1 dekade

Kunjungan PT HM Sampoerna Tbk ke petani tembakau binaan di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - PT HM Sampoerna Tbk. telah menjalankan program kemitraan dengan petani tembakau bertajuk ‘Sistem Produksi Terpadu’ selama lebih dari satu dekade. Program yang dijalankan melalui perusahaan pemasok tembakau ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani.

Pada tahun 2021, sebanyak lebih dari 21.000 petani tembakau yang tersebar di sejumlah sentra pertanian tembakau di pulau Jawa dan provinsi Nusa Tenggara Barat telah menerima manfaat program kemitraan.

“Sampoerna percaya bahwa program kemitraan dapat menjadi solusi bersama untuk memastikan kesejahteraan petani dan menciptakan rantai pasok pertanian tembakau yang berkelanjutan di Indonesia,” ujar Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ervin Pakpahan pada kegiatan tanam raya tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga: Tobacco is Our Legacy, Mengenalkan Tembakau pada Kaum Millenial

1. Kemitraan Sampoerna mulai dari pendampingan hingga jaminan pembelian

Kunjungan PT HM Sampoerna Tbk ke petani tembakau binaan di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Ervin menjelaskan, program kemitraan dengan petani tembakau yang dijalankan Sampoerna diwujudkan melalui pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan serta prasarana produksi pertanian, hingga jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kemenko Perekonomian dan Kementerian Pertanian terhadap program kemitraan. Kita semua mengupayakan hal yang sama, yaitu mendorong kemajuan pertanian tembakau di Indonesia,” ujar Ervin.

Selain pendampingan proses budidaya, para petani binaan juga menerima berbagai pelatihan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menciptakan kondisi bekerja yang aman dan berkeadilan.

Beragam program pemberdayaan perempuan dan pendampingan usaha juga diimplementasikan untuk para istri petani tembakau. Rangkaian kegiatan ini bertujuan agar dampak positif program kemitraan dapat juga dirasakan bagi komunitas di sekitar petani.

“Ke depannya, kami berharap program kemitraan yang kami lakukan akan memperkuat dan melengkapi berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau,” tutup Ervin.

Baca Juga: Menyambung Napas Petani Tembakau di Pamekasan

2. Program kemitraan solusi meningkatkan kesejahteraan petani tembakau

Kunjungan PT HM Sampoerna Tbk ke petani tembakau binaan di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf, mewakili Deputi II Pangan dan Agribisnis, menyatakan dukungannya dan turut mengajak pihak swasta untuk melaksanakan praktik kemitraan karena dinilai mampu mendorong lompatan kemajuan. Ia menekankan bahwa kesejahteraan petani bisa meningkat jika semua pihak mau berkolaborasi.

“Untuk itu dibutuhkan peran aktif dari pemerintah untuk mendukung beragam aspek terkait pertanian tembakau, mulai dari infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian, hingga pendampingan. Dukungan kementerian teknis dalam memitigasi adanya siklus musim yang seringkali berdampak terhadap hasil tanam para petani, termasuk petani tembakau, sangat diperlukan. Apalagi komoditas ini menjadi harapan petani karena memiliki nilai ekonomi yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Kementerian Pertanian (Kementan), Ardi Praptono, yang dalam kesempatan ini mewakili Direktur Jenderal Perkebunan turut menyampaikan apresiasinya atas konsistensi Sampoerna dalam menjalankan program kemitraan.

“Kementerian Pertanian mengapresiasi komitmen Sampoerna dalam mengupayakan program kemitraan bersama petani tembakau sejak tahun 2009. Sinergi yang dibangun dari pola kemitraan ini tentunya menjadi jaminan bagi petani akan serapan hasil panen serta pembelian dengan harga yang stabil. Sehingga menghindarkan petani akan ketidakpastian akibat rantai penjualan yang berlapis tanpa kemitraan,” ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya