TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Kritik Jokowi Tapi Datang ke Istana, Fahri Hamzah Jawab Begini

Sinyal merapat ke Istana, atau...

Instagram.com/@fahrihamzah

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengisahkan pertanyaan wartawan yang menanyakan alasannya datang ke Istana Negara meski sering mengkritik.

Hal itu diungkapkan melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya @Fahrihamzah, Selasa (7/5), usai diundang berbuka puasa ke Istana Negara oleh Presiden Joko "Jokowi” Widodo.

1. Istana kantor kepala negara bukan milik pribadi

IDN Times/Margith Juita Damanik

Menjawab pertanyaan wartawan tersebut, Fahri Hamzah menegaskan bahwa istana merupakan kantor kepala negara, bukan milik pribadi. Jadi, tidak jadi soal kehadirannya di sana.

"Kemarin pimpinan Lembaga Negara diundang berbuka puasa di Istana. Ada wartawan tanya saya, 'kok bapak datang kan sering kritik?' Saya jawab singkat, 'istana itu bukan kantor pribadi tapi itu kantor kepala negara'. Jadi bayangkanlah betapa sulit memahami relasi-relasi ini," cuit Fahri Hamzah.

Baca Juga: Sindir Fahri Hamzah soal KPPS Gugur, Tompi: Komentarnya Gak Bergizi

2. Kritik dalam demokrasi merupakan pengatur arus pikiran di ruang publik

IDN Times/Amelia Zaneta

Menurut Fahri, ada sejumlah pihak yang salah kaprah dengan kritik yang dilayangkannya kepada pemerintah. Dia menegaskan kritik dalam demokrasi merupakan pengatur arus pikiran di ruang publik.

"Ada yang menganggap bahwa kritik keras adalah tindakan permusuhan. Bahkan ada yang mau mengkonversi kebebasan menilai pemerintah sebagai tindakan pidana. Padahal kritik dalam demokrasi itu dilembagakan sebagai cara pengatur arus pikiran di ruang publik. Ini tantangan kita," ujar Fahri Hamzah.

3. Masyarakat harus naik kelas soal teori demokrasi

IDN Times/Amelinda Zaneta

Fahri melanjutkan kicauannya. Ia menuturkan masyarakat harus naik kelas soal teori-teori dasar berdemokrasi sebelum mendapatkan manfaat darinya. Menurut dia, masyarakat mesti terus bersuara agar kehidupan tidak salah arah.

"Kita harus naik kelas soal teori-teori dasar berdemokrasi sebelum kita mendapatkan manfaat darinya. Kita perlu terus bersuara agak kehidupan kita jangan salah arah, semisal ingin menyeleksi pikiran yang boleh dikatakan dan tidak. Bahkan ada yang ingin kriminalisasi media yang memuatnya," cuit Fahri Hamzah.

Baca Juga: Pesan Fahri Hamzah pada Ratna Sarumpaet: Kritik Terbuka Dikurangi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya