TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rumah Makan Ibu Entin, Menjaga Denyut Nadi Ekonomi Usai Tsunami Banten

Rumah makan tetap buka dan tak berencana tutup

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Banten, IDN Times - Tsunami baru saja melanda pesisir Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) lalu. Pasca-tsunami, proses evakuasi dilakukan, bantuan dialirkan dengan kencang ke daerah-daerah terdampak, sementara wilayah yang terkena perlahan-lahan coba dipulihkan. Namun, satu tempat makan di Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Banteng, menolak untuk tunduk usai tsunami.

Namanya Rumah Makan (RM) Ibu Entin. Tempat ini cukup populer sebagai salah satu destinasi kuliner terbaik bila kalian berlibur ke Pantai Carita, Anyer. Lokasinya berada di Jalan raya Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Rumah makan dengan desain sederhana dan berlantai dua ini menjaga denyut nadi ekonomi di Pandeglang usai tsunami menghantam pesisir Banten dan merenggut ratusan nyawa.

Baca Juga: Kisah Menegangkan Penjual Nasi Uduk Selamat dari Tsunami Anyer

1. Tetap buka usai tsunami Banten

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Ketika tsunami menyapu pesisir Banten pada Sabtu (22/12) malam, keesokan harinya, denyut nadi wilayah Labuhan langsung meredup. Itu juga dikonfirmasi oleh Siti Aisyah (37 tahun), yang berdagang buah-buahan di Pasar Labuhan, sekitar dua kilometer dari bibir pantai Carita.

"Saya kan habis belanja dari Serang, ketika saya kembali ke sini Minggu pagi, keadaan sudah berantakan. Banyak kerusakan di pasar dan para pedagang tidak ada satu pun yang buka," ujar Aisyah kepada IDN Times, Senin (24/12) lalu.

Namun, tidak dengan RM Ibu Entin. Mereka tetap buka, menolak tunduk dengan trauma dan ketakutan, demi menjaga denyut nadi ekonomi di Pandeglang. "Iya, sehari setelah tsunami, kami memutuskan tetap buka. Ya biar kelihatan tidak terjadi apa-apa, makanya kami tetap buka," kata Nisa, anak dari Pak Ahmad dan Ibu Entin, sang empunya rumah makan.

2. Tidak akan tutup kecuali Lebaran

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Ketika kami konfirmasi apakah mereka berencana tutup karena keadaan siaga yang mungkin diperpanjang sampai sepekan berselang, Nisa memastikan bahwa RM Ibu Entin tidak akan tutup. "Enggak mas, kami tidak akan tutup karena kan ini memang musim liburan sampai Tahun Baru. Libur kami hanya waktu Lebaran, selebihnya ya buka terus, termasuk setelah tsunami ini," ujar Nisa.

3. Omzet naik justru setelah tsunami melanda

IDN Times/Isidorus Rio Turangga

Mungkin, ini yang disebut berkah usai bencana. Sehari berselang usai tsunami melanda, keputusan RM Ibu Entin tetap buka membawa berkah. Berdasarkan cerita Nisa, omzet yang didapatkan olehnya tetap stabil dan cenderung meningkat, justru pasca-tsunami. "Iya alhamdulillah, omzet-nya stabil dan naik mas, dalam dua hari habis kena tsunami itu. Mungkin tertolong ada yang bangun posko pengungsi di samping kecamatan itu, ya," lanjut Nisa.

Memang, ini salah satu titik strategis dari lokasi RM Ibu Entin. Lokasinya hanya berjarak 5 meter saja dari kantor kecamatan Labuhan. Kantor itu sendiri digunakan sebagai posko komando penanganan pengungsi yang ditempati relawan dan Palang Merah Indonesia. Di sebelah kantor kecamatan tersebut, ada pos pengungsian yang didirikan oleh Kementerian Sosial dan menampung sekitar 390 pengungsi.

Karena hal itu, banyak kawan-kawan relawan dan jurnalis yang datang meliput ke Labuhan, menyempatkan diri mampir di RM Ibu Entin dan mencicipi makanan-makanan seafood dengan kualitas terbaik namun dengan harga terjangkau.

Baca Juga: FOTO: Kondisi Kampung Sumur, Daerah Terparah yang Diterjang Tsunami

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya