TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kowani Usulkan Dokter Rubini Jadi Pahlawan Nasional

Dokter Rubini dinilai memiliki jasa besar bagi Indonesia

Dokter Rubini. (Dok. RSUD dr Rubini Mempawah)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, mengusulkan agar tokoh masyarakat dari Kalimantan Barat dokter Rubini menjadi pahlawan nasional. Usulan ini muncul usai Kowani mengunjungi Kalbar.

“Dalam kunjungan tersebut, kami juga berziarah ke Mandor Juang, di mana puluhan ribu orang yang meninggal akibat penjajahan Jepang dimakamkan di wilayah itu,” ujar Giwo dilansir ANTARA, Minggu (20/3/2022).

Menurutnya, dokter Rubini memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia, terutama pada perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Kowani Desak Pemerintah Segera Sahkan RUU PPRT

1. Mengenal sosok dokter Rubini

Dokter Rubini. (Dok. RSUD dr Rubini Mempawah)

Nama dokter Rubini saat ini dipakai sebagai nama RSUD dr Rubini Mempawah, Kalbar. Menurut laman resmi rsudrubini.com, Rubini lahir di Bandung pada 31 Agustus 1906.

Pria tersebut memperoleh gelar dokter usai menyelesaikan pendidikan kedokteran di Stovia Jakarta pada 1930. Selama empat tahun, hingga 1934, dokter Rubini mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan di Jakarta.

Ia kemudian dipindahkan ke Kota Pontianak sebagai Kepala Kesehatan Pontianak. Di sela kesibukannya, dokter Rubini membentuk suatu kelompok para cendikiawan sebagai wadah memupuk jiwa patriotisme dan nasionalisme.

2. Dokter Rubini perhatian terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak

Dok IDN Times/ Tangkapan layar konferensi pers Kowani

Sementara itu, dari hasil penelusuran Kowani dan napak tilas ke sejumlah tempat bersejarah, Giwo mengatakan dokter Rubini sepanjang hidupnya menemukan banyak kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Dokter Rubini pun bahu-membahu menyelamatkan perempuan dan anak pada masa penjajahan tersebut.

Selain itu, menurutnya dokter Rubini memiliki kepedulian yang tinggi dalam membantu masyarakat di daerah itu. Dokter Rubini tewas pada peristiwa di Mandor Juang yang menelan korban jiwa sebanyak 21.000 orang pada 1944.

“Dokter Rubini pantas menyandang gelar pahlawan nasional, mengingat jasa-jasa beliau yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Peran almarhum sebagai tenaga medis yang bekerja di rumah sakit benar-benar telah memberikan dukungan besar bagi perjuangan rakyat,” katanya.

Baca Juga: Menteri PPPA Masih Tunggu Panggilan DPR RI Bahas RUU TPKS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya