Unik! Pasar Melayu Ternate Satukan Wisata Kekinian dan Sejarah
Pasar ini berada di Benteng Oranje, ikon Kota Ternate
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ternate, IDN Times - Sebagian masyarakat Ternate mengunjungi Pasar Melayu untuk memanfaatkan hari terakhir libur Lebaran, Minggu (9/6). Suasana di sana cukup ramai karena destinasi digital ini merupakan gabungan antara wisata kekinian dan sejarah.
Pasar Melayu diluncurkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maluku Utara pada 28 Oktober 2018. Lokasinya yang berada di tempat bersejarah, Benteng Oranje, menjadi keunikan tersendiri untuk pasar digital tersebut. Untuk diketahui, benteng tersebut menjadi ikon Kota Ternate.
“Dulu, Benteng Oranje adalah pusat pertahanan bangsa Portugis ketika menduduki Ternate. Menurut sejarah, benteng ini didirikan pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge,” kata Juragan Pasar Melayu, Sofyan Ansar, Senin (10/6).
1. Harapannya Benteng Melayu makin dikenal dan ramai dikunjungi masyarakat
Sofyan melanjutkan, saat itu Benteng Oranje didiami masyarakat Melayu. Karena itu, benteng ini juga sering disebut Benteng Melayu atau Malayo. Ketika masa pendudukan Belanda, Benteng Oranje pun menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda.
"Dengan hadirnya Pasar Melayu di tempat ini, kami berharap keberadaan Benteng Oranje makin dikenal dan ramai dikunjungi wisatawan. Bukan hanya oleh generasi tertentu, melainkan juga para milenial. Jadi anak-anak muda yang datang ke Pasar Melayu bisa sekaligus mengenal sejarah,” ungkap Sofyan.
Selain bisa berfoto pada spot-spot menarik, pengunjung Pasar Melayu juga bisa menikmati aneka kuliner tradisional khas Melayu dan Ternate, seperti nasi kuning, kue pupaco, waji, nasi jaha, dalampa, palita, dan lain-lain. Untuk minumannya ada kopi rempah dan Sarabati. Sarabati ialah minuman tradisional bangsawan yang disajikan khusus bagi para tamu raja/sultan. Saat ini Sarabati jarang ditemui, kecuali di Pasar Melayu.
Editor’s picks
“Pengunjung juga bisa menikmati live musik dan pentas seni budaya lokal. Di Pasar Melayu juga sering dijadikan arena diskusi dan workshop bagi komunitas kreatif dan para mahasiswa di Ternate,” tutur Sofyan.