5 Pesan Rektor IPB University di HUT ke-56, Apa Saja?
IPB telah menentukan tema kerja 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - IPB University merupakan salah satu perguruan tinggi yang prestisius di Indonesia. Tidak heran jika kampus yang sebelumnya bernama Institut Pertanian Bogor (IPB) ini banyak diburu dan diimpikan oleh banyak orang.
Kampus yang berlokasi di Kota Bogor, Jawa Barat ini baru saja merayakan Dies Natalis yang ke-56 pada Minggu, 1 September 2019. Dalam acara ulang tahun
Dalam acara Dies Natalis ini, Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, pertambahan usia adalah kesempatan pertambahan prestasi. Menurut Arif, eksistensi sebuah kampus di masa depan sangat tergantung dari utilisasi per detik pertambahan waktu.
"Eksistensi bisa tumbuh linier, bisa juga tumbuh eksponensial, tapi bisa juga "nyungsep". Semua tergantung dari kualitas utilisasi waktu kita. Kalau waktu kita anggap sebagai kesempatan untuk tumbuh berkembang, maka tak ada jalan lain selain day to day thinking dan bertindak cerdas tangkap peluang. Sementara kalau pertambahan waktu kita anggap sebagai beban, maka yang ada adalah kecemasan setiap saat," ujar Arif dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (2/8).
IPB sendiri, lanjut dia, eksistensinya dari dulu hingga sekarang diuntungkan oleh orang-orang yang ada di dalamnya, yang memanfaatkan pertambahan waktu dengan sangat baik dan sikap proaktif.
Sejak berdiri pada 1963, ujar Arif, ada tiga faktor yang mendukung kesuksesan IPB yaitu inspirasi, inovasi, dan integritas. Untuk tetap menjaga kesuksesan ini, Arif menyampaikan 5 pesan, apa saja?
Baca Juga: IPB Adakan Pesta Sains Nasional 2019 dengan Hadiah Puluhan Juta Rupiah
1. IPB bisa terus menginspirasi
Kampus IPB memiliki ciri khas, di mana selalu menjadi inspirasi dalam bidang pendidikan dan pertanian yang merangsang berbagai pihak untuk mengadopsi atau mengembangkan lebih lanjut.
Ide seleksi masuk IPB tanpa tes adalah yang monumental, yang kemudian diadopsi secara nasional dengan nama PMDK dan lalu sekarang bernama SNMPTN.
Begitu pula ide bimbingan massal yang menjadi program nasional di era Orde Baru, sehingga Indonesia mencapai swasembada beras pada 1984. Pemikiran pembangunan ala Sajogyo juga mewarnai pembangunan pedesaan di Indonesia
"Inspirasi adalah fungsi dari kreativitas berpikir. IPB bisa terus menginspirasi karena kreativitas berpikir yang bisa tumbuh berkembang di lingkungan akademik kampus yang kondusif," ujar Arif.
Dia menambahkan, "ide-ide yang menarik dan unik menjadikan orang lain tertarik untuk mengembangkan lebih jauh. Inilah yang dimiliki para pendahulu dan senior IPB, yakni kemampuan menginspirasi."
Baca Juga: Jadi Startup Pertama yang Bantu Petani, TaniHub Kolaborasi dengan IPB